A.
Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam
memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber
daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif
penggunaan (opportunity cost). Ilmu ekonomi dibagi
beberapa cabang seperti, ekonomi industri, ekonomi moneter, ekonomi
internasional, ekonomi politik, ekonomi public, sumber daya manusia, dan
ekonomi sumber daya alam dan lingkungan.
Namun secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua
yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu
ekonomi makro.
ekonomi makro.
1. Ekonomi Makro
Makro
bearti besar. Ekonomi makro menganalisis keseluruhan dalam kegiatan
perekonomian. Analisisnya bersifat umum dan tidak membahas hal hal yang rinci. Ilmu
ekonomi makro mempelajari variabel-variabel
ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain :
pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang
beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Dengan kata lain, ekonomi makro membahas isu – isu pokok yang selalu dihadapi
suatu perekonomian.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai
berikut :
·
Sejauh mana berbagai sumber daya
telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah
dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum
dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under
employment atau terdapat pengangguran/belum
berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
·
Sejauh mana perekonomian dalam
keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang
cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya
terjadi deflasi.
·
Sejauh mana perekonomian mengalami
pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang
membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan
terdapat trade
off maksudnya bila yang satu membaik yang
lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Ekonomi mikro didefinisikan sebagai suatu bidang dalam ilmu ekonomi
yang menganalisis bagian – bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian
seperti perusahaan, rumah tangga.
Asumsi – asumsi yang diunakan dalam ekonomi mikro sebagai berikut :
- Pelaku ekonomi bertindak
mengikuti keinginna pribadi ( self interested behavior)
- Produsen dan konsumen
bertindak rasional
- Konsumen berusaha
memaksimumkan kepuasan yang mungkin didapatnya, sedang produsen berusaha
memaksimumkan keuntungan yang diperolehnya.
- Kelangkaan factor – factor
produksi
Pembahasan dalam ekonomi mikro didasari oleh asumsi factor – factor
produksi yang dimiliki masyarakat terbatas, sedangkan kebutuhan masyarakat
tidak terbatas. Sehingga masyarakat harus membuat pilihan. Pilihan tersebut
terjadi dalam kegiatan produksi maupun konsumsi.
Dilihat
dari
|
Ekonomi
Mikro
|
Ekonomi
Makro
|
Harga
|
Analisis
harga tentang suatu barang tertentu
|
Analisis
harga tentang harga keseluruhan
|
Unit
analisis
|
Analisis
tentang tingkah laku pelaku ekonomi tertentu seperti produsen dan konsumen
|
Analisis
tentang permasalahan ekonomi secara keseluruhan seperti produksi nasional,
pengangguran dan pertumbuhan ekonomi
|
Tujuan
analisis
|
Memahami
bagaimana mengalokasikan factor produksi agar dicapai kombinasi yang tepat
|
Menganalisis
pengaruh kegiatan ekonomi tertentu terhadap kinerja perekonomian secara
nasional.
|
- Persoalan Ekonomi Nasional
Persoalan ekonmi dapat ditinjau
melalui dua cara yaitu mikro dan makro. Beberapa persoalan ekonomi yang
dihadapi oleh pemerintah Indonesia pertumbuhan ekonomi, kemiskinan,
pengangguran dan inflasi, deficit anggaran pemerintah dan utang nasional,
penawran uang, bank dan keuangan internasioanl dan masalah energy.
1.
Pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 1980 termasuk
kedalam Negara yang mengalami peningkatan ekonomi dalam beberapa tahun. Namun
krisis ekonomi pada tahun 1997 menyebabkan penurunan ekonomi Indonesia. Tetapi
Pemerintah berupaya untuk terus memajukan pertumbuhan eonomi di Indonesia.
Karena semakin baik kondisi ekonomi Indonesia, maka secara makro kondisi
ekonomi pun akan mebaik.
Namun masalahnya pertumbuhan
ekonomi dapat menimbulkan dampak negative, antara lain inflasi dan polusi. Oleh
sebabitu pemerintah berupaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal serta
menekan dampak negative yang diakibatkannya seminimal mungkin.
2.
Kemiskinan
Untuk mengatasi masalah kemiskinan
pemerintah berperan membuat mekanisme distribusi pendapatan yang lebih baik.
Hal tersebut ditujukan agar tujuan nasional mensejahterakan bangsa dapat
tercapai.
Upaya penanggulangan kemiskinan
dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa
Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT
(Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
3.
Pengangguran dan Inflasi
Pemerintah terus berupaya menekan
tingkat pengangguran dan tingkat inflasi agar tetap berada pada level wajar.
Tingkat yang wajar maksutnya tingkat dimana dapat tercipta kestabilan ekonomi.
Inflasi adalah Menurunnya nilai mata uang dalam negeri
terhadap mata uang asing. Inflasi yang tinggi berdampak : Pendapatan Riil masyarakat terus turun
sehingga standar hidup turun
Inflasi yang tidak stabil berdampak : Kondisi yang tidak pasti (uncertainty)
bagi dunia usaha dalam mengambil keputusan. Pengalaman menunjukkan inflasi yang
tidak stabil mengakibatkan masyarakat kesulitan dalam berkonsumsi,
berinvestasi, dan berproduksi. Akibat selanjutnya ‘menurunkan pertumbuhan
ekonomi’
Jika tingkat inflasi dalam negeri lebih tinggi dari negara lain,
dampaknya: Tingkat suku bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif dan
memberikan tekanan pada nilai mata uang dalam negeri
4.
Deficit
Anggaran Pemerintah Dan Utang Nasional
Pemerintah harus merumuskan kebijakan fiscal yang lebih baik untuk
pembiayaan aktivitas pembangunan, mengingat utang Negara pada saat ini yang
sudah sangat tinggi. Salah satu penyebab tingginya utang Indonesia, khususnya
utang luar negeri adalah terjadinya deficit anggaran. Deficit anggaran yang
semakin besar akan menyebabkan peningkatan jumlah utang karena salah satu cara
untuk menutup deficit tersebut adalah dengan melakukan pinjaman.
5.
Penawaran
Uang, Bank dan Keuangan Internasional
Bank Indonesia terus berupaya menciptakan stabilitas system moneter.
Upaya tersebut mencakup pembuatan prosedur yang tidak terlalu sulit dan tidak
terlalu mudah bagi masyarakat yang ingin memperoleh kredit dan bagaimana
menciptakan arus keuangan internasional yang baik.
6.
Energi
Energy penting bagi suatu industry, baik industry nasional maupun
internasional. Sebagian besar industry menggunakan minyak bumi sebagai seumber
energy. Adanya kenaikan harga minyak bumi di pasar internasional akhir – akhir
ini telah menyebakan peningkatan di semua industry.
Oleh karena itu campur tangan pemerintah diperlukan untuk mencari
sumber energy pengganti. Sementara itu pemerintah dan swasta terus berupaya
menciptakan teknik produksi yang hemat energy.
- Masalah-Masalah yang Dihadapi
Pemerintah di Bidang ekonomi
Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
- Fungsi
stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi,
sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan.
- Fungsi
alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa public,
seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas
penerangan, dan telepon.
- Fungsi
distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi
pendapatan masyarakat.
C.
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi
ilmu ekonomi
1. Meningkatkan
investasi di Indonesia, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan meningkatkannya investasi diharpkan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan
meningkat.
2. Penerapan
program – progam pengentasan kemiskinan
3. Pembangunan
proyek – proyek padat karyayang banyak menyerap tenaga kerja dan progam
pemberdayaan UKM untuk mengatasi masalah pengangguran
4. Meningkatkan
penerimaan pemerintah seperti pajak.
5. Menerapkan
good corporate governance untuk system perbankan di Indonesia agar terciptanya
system perbankan dan system moneter yang sehat dan stabil.
Selain
itu Kebijakan pemerintah dalam mengatasi ekonomi dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kebijakan
Fisikal
Yaitu kebijakan pemerintah yang dilakukan dengan
cara mengubah penerimaan dan pengeluaran negara . Kebijakan ini diambil untuk
menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempertinggi pertumbuhan
ekonomi, dan keadilan dalam pemerataan pendapatan. Kebijakan Fiskal mempunyai
kebijakan yang sama dengan Kebijakan Moneter. Perbedaannya terletak pada
instrument kebijakannya. Jika dalam Kebijakan Moneter pemerintah mengendalikan
jumlah uang yang beredar, maka dalam Kebijakan Fiskal pemerintah mengendalikan
penerimaan ( T ) dan pengeluaran ( G ).
Caranya
dengan : menambah atau mengurangi ?
2. Kebijakan Moneter
Yaitu Kebijakan
yang diambil oleh Bank Sentral untuk MENAMBAH atau MENGURANGI jumlah uang yang
beredar di masyarakat. Atau Kebijakan
Moneter (istilah lainnya kebijakan uang ketat ) adalah upaya mengendalikan atau
mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan ( lebih baik ) dengan
mengatur jumlah uang yang beredar. Pemerintah melakukan kebijakan moneter dalam
upaya mempertahankan kemampuan ekonomi bertumbuh, sekaligus mengendalikan
inflasi.
Ø Tujuannya
:
a.
menjaga stabilitas ekonomi
b.
menjaga stabilitas harga
c.
meningkatkan kesempatan kerja
d.
memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Ø Caranya
dengan :
1. Kebijakan
Pasar Terbuka (Open Market Policy)
Yaitu kebijakan
pemerintah mengendalikan jumlah uang yang bredar dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga milik pemerintah. Di Indonesia operasi pasar
terbuka dilakukan dengan menjual atau membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).
2. Kebijakan
Diskonto (Discount Policy)
Salah
satu fasilitasnya yaitu adanya tingkat bunga diskonto yang maksudnya adalah
tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank umun yang meminjam ke
bank sentral.
Jika
pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah melakukan
suatu cara yaitu menurunkan tingkat bunga penjaman ( tingkat diskonto ). Dengan
tingkat bunga pinjaman yang lebih murah, maka keinginan bank-bank untuk
meminjam uang dari bank sentral menjadi lebih besar, sehingga jumlah uang yang
beredar bertambah dan sebaliknya
3.
Kebijakan Cadangan Kas (Cash Ratio
Policy)
4.
Kebijakan Kredit Selektif
5.
kebijakan lain yang dipandang paling sesuai dengan keadaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar