Welcome to My Blog. Enjoy Here guys.

Sabtu, 09 Juni 2012

Mentari Di Balik Awan Mendung


Oleh : Rima Aryatin
Mentari Di Balik Awan Mendung

Di temani terang rembulan malam dan taburan bintang, Andi termenung di bawahnya. Andi yang sebentar lagi akan lulus dari Sekolah Menengah Atas merasa bingung dengan apa yang akan dilakukannya setelah lulus SMA. Andi ingin sekali melanjutkan kuliah seperti teman temannya. Namun Andi terhalang oleh biaya sekolah yang cukup mahal. Maklum saja Andi terlahir dari keluarga yang perekonomiannya di bawah teman teman sekolahnya. Bapaknya cuma sebagai tukang sol sepatu dan ibunya hanya sebagai tukang cuci di rumah rumah tetangganya. Sementara dari pekerjaan pekerjaan itu orang tuanya harus menhidupkan 5 orang anaknya, yang 3 dari 5 anaknya itu masih bersekolah.
2 orang Kakak Andi telah bekerja. Mereka tamat pada saat SMP, karena mengalah kepada ade adenya yang akan sekolah. Mereka memutuskan untuk kerja agar dapat membantu orang tua. Namun apa daya pendidikan yang pas pasan membuat kakak kakak Andi sulit untuk mendapatkan kerja. Karena itulah Andi tidak ingin seperti kakak kakaknya. Dia ingin lebih maju dan dia ingin menaikkan derajat orang tuanya. Namun sekarang dia bingung dan harus melakukan apa setelah lulus sekolah. Karena kuliah tidak mungkin. Orang tuanya tidak akan mampu untuk membiayainya.
Ditengah lamunannya Andi dikejutkan oleh bapanya “ Andi, Ngapain kamu disini. Ayo masuk masuk. Kita makan dulu.” Kata bapakku mengagetkan. Bentar lah pak, Andi masih ingin mencari angin dulu. “hmm ya sudah lah. Jangan lama lama yo”. Kata bapaku menasihati. “Iya pak”.
Setelah merasa cukup lelah berada diluar Andi pun masuk ke dalam rumah, dan menemukan segenggam nasi tersisa untuknya. “bapak sudah makan ?” tanyaku. “belum. Kamu makan aja duluan”. Begitu lah bapaku yang selalu mengalah kepada anak anaknya. Dia sering berpuasa agar anak anaknya dapat makan semua. Namun karena malam ini aku masih tidak berselera makan, akupun mempersilahkan bapak yang makan punya ku. “bapak makan saja. Andi sudah kenyang.” Loh nak, emangnya kamu kapan makan?” “sudah tadi pak, andi makan” Akupun berbohong kepada bapak. Aku kasihan dengan bapak yang selalu puasa demi anaknya. Karena itulah saat ini biar aku yang puasa agar bapak tidak kelaparan.
Akupun masuk kedalam kamar dan berbaring lesu di ranjang rapuh ku. Sambil seraya ku angkat kedua tanganku  aku berdoa. “Tuhan, bantu aku dalam menghadapi kesulitan ini. berikan aku jalan keluar yang terbaik bagi ku dan orang orang disekitar ku ya tuhan. Amin.” Aku pun terlelap di keheningan malam itu.
***
Andi merupakan salah satu anak berprestasi di sekolahnya. Sejak pertama masuk SMA peringkat pertama selalu dia raih dikelasnya. Dia pun sering ikut berbagai macam perlombaan baik tingkat kota, maupun provinsi. Uang - uang prestasi yang ia dapatkan itulah yang membuat dia dapat bersekolah sampai saat ini.
Disekolah Andi dikenal sebagai anak yang ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja. Teman temanya juga tidak merasa risih berteman dengan Andi. Bahkan salah satu temannya ada yang sengaja membayar andi, untuk mengajarinya jika ada pelajaran yang sulit. Andi bersedia dengan ikhlas mengajari teman temannya tersebut. Karena kepintarannya itulah Andi sering dipanggil si “master”.
“master. Kamu hari ini ada kegiatan nda ?” kata salah seorang temannya. “nda kenapa ?” ajarin aku pelajaran matematika yang logaritma ya. Aku kurang mengerti tentang materi itu.” oke. Mau kapan”. Nanti lah ter (master) pulang sekolah.” Oh oke lah.
Andi tidak pernah keberatan untuk di panggil master. Dia malah sering mengaminin perkataan temannya itu. semoga suatu saat nanti dia benar mendapatkan predikat master.     
***
10 april 2010. Andi melihat tanggalan yang di tempel di salah satu dinding gubuk rumahnya. “Ternyata ujian nasional tinggal 6 hari lagi”. Gumamnya. Andi yang telah mempersiapkan diri sejak lama untuk menghadapi ujian nasional ini tidak terlalu tegang namun yang membuat dia risau adalah sesuatu yang harus dia lakukan setelah lulus nanti. Setiap hari Andi berfikir keras untuk menari jalan keluar dari masalanya ini. Bapak dan emaknya yang sudah merasa tidak yakin dari awal hanya menunduk sedih ketika memberi nasihat ke Andi.
“Nak. Kamu tetap pengen melanjutkan kuliah”. Kata orang tuaku beratanya.
“Iya mak. Aku pengen seperti teman temanku. Aku pengen seperti orang orang sukses diluar sana”.jawabku lesu.
“ tapi mereka itu punya uang nak. Kita ini hanya orang miskin yang tidak punya apa apa. Bisa sekolah sampai sma saja itu sudah merupakan kebanggaan bagi kampong kita ini. sudah lah nak nda usah bercita cita terlalu tinggi. Nanti kalau sudah jatuh sakit loh”.
Aku hanya bisa diam saat emak sudah berkata demikian. Kerisauan ku bertambah, karena orang tua seperti tidak ada semangat sama sekali untuk menyekolahkan ku lebih tinggi. Ketika situasi seperti ini hanya tuhan lah tempat ku berlari untuk menghantarkan semua kesulitan ku, biar di tukar dengan kemudahan oleh Tuhan yang Maha Esa.
Disekolah teman teman Andi sering bertanya kepada Andi, akan melanjutkan kemana Andi nantinya.
“ter, kau nanti lulus sekolah mau lanjut kemana”. Tanya temanku antusias.
Akupun menunduk lesu “belum tau mau lanjut kemana. Bapak dan emakku belum punya biaya.
Wah, masa anak pintar kaya kamu berhenti di SMA aja sih. Aku yang bloon aja mau lanjut ke universitas. Kamu semangat ya, jangan lesu. Semoga nanti bisa kita sama sama melanjutkan ke universitas yang kita mau.
“iya. Amin. Kamu semangat ya. Semoga cita cita mu yang ingin jadi polisi itu tercapai”. Kataku mendukung.
“aminnnn ter.”
Dalam hati aku berkata. Andai kehidupan ku sepperti teman temanku. Aku pasti sudah tidak bingung akan melanjutkan kemana. Kenapa aku harus mengalami cobaan seperti ini. semoga saja ada mentari yang bersembunyi di balik mendung ini.
***
15 APRIL 2010. Besok Andi akan menjalani ujian nasional. Sore ini dia akan melakukan doa bersama di sekolahnya. Seluruh anak anak seangkatanyya datang dengan muka yang berbeda beda. Ada tegang karena akan menghadapi ujian besok, ada yang happy happy aja, namun ada juga yang sedih termasuk Andi. Andi duduk di barisan ketiga dari depan. Dengan mantap dia angkat kedua tangannya dan berdoa mengikuti ustad yang memimpin doa untuk kelancaran UN esok hari.
Setelah berdoa, Andi pun bersalam salaman dengan teman temannya. “semoga lancar ya besok. Semoga lancar ya besok. Itu lah yang dikatakan teman temannya kepada andi. Andi pun membalas dengan senyum dan mengatakan amin.
Salah satu sahabat Andi sejak pertama masuk di SMA, menangis  begitu ketemu Andi. “Andi aku sedih karena sebentar lagi berpisah dengan kamu”. “Aku juga teman. Semangat ya buat besok. Semoga kita semua sukses”. Aku berusaha menegarkan temanku padahal hati ku pun terasa lemah hari itu. “iya Andi. Semoga hasil kita nanti baik dan dapat masuk di universitas yang kita incar”.
Mendengar kata itu, perasaan ku semakin terpuruk. Aku kembali memikirkan harus kemana nanti aku melangkah setelah lulus dari sini.
***
Malamnya Andi mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakannya besok di sekolah. Andi juga telah mempersiapkan materi ujian yang telah di simpannya di memori otaknya sejak jauh hari menjelang ujian.
Setelah mempersiapkan segala kebutuhan, Andi pun berbaring dan berdoa. “ Tuhan tenangkan lah tidur ku malam mini, berkatilah tidur ku ini, jernihkan lah pikiran ku dari hal hal negative melalui tidur ini agar lancar dalam menjalani ujian beberapa hari kedepan. Setelah berdoa. Andi pun tertidur dengan pulas.
*** 
Teeeettt teeeett teeeet !!. “para peserta ujian, diharapkan segera masuk kelas dengan tertib. “Tinggalkan barang yang tidak berkepentingan dalam ujian di meja pengawas. Terima kasih”. Dengan langkah mantap ku memasuki ruang eksekusi terakhir di bangku sekolah.
Detik demi detik, menit, dan bahkan jam telah berlalu. Coretan coratan hitam bundar telah ku penuhi di lembar jawaban kertas putih yang kumiliki. Akhirnya untuk mata pelajaran pertama ini aku dapat mengerjakannya dnegan lancer tanpa hambatan. Aku berharap hari hari berikutnya juga demikian. Sehingga aku meperoleh hasil yang memuaskan di akhir nanti. Yang akan diumumkan bulan juni tahun ini.
***
5 hari telah berlalu. Aku telah menyelesaikan tugas akhir ku sebagai seorang pelajar. Sorak sorai gembira aku hempaskan bersama teman teman ku dengan mengadakan perpisahan ke salah satu objek wisata terdekat.
“alhamdulialah. Sudah selesai ujiannya. Horeeee” kata salah seorang temanku. “horeeee juga”hahah. “eits jangan senang dulu, masih ada satu lagi”. “Apa ?.” kata salah seorang temanku. “Hasil ujian belum di bagikan, jadi belum bisa kita bersorak sorai lebih gembira lagi”. Oh iya yah. Tapi ndapapa. Yang penting kita senang dulu hari ini. kapan lagi kita kumpul bareng seperti ini lagi. Iya iya sip.
Disana kami mencurahkan semua rasa sayang kami dan kekeluargaan kami yang sudah terjalin 2 tahun. Rasanya kami tidak mau berpisah. Namun karena tuntutan perkembangan jaman yang mengharuskan mencari ilmu kami pun harus pergi sesuai cita kami masing masing. Kecuali aku sih yang belum tau harus melanjutkan apa tidak.
Aku yang masih belum tahu nasib ku kedepan hanya terdiam ketika teman teman ku memperbincangkan universitas yang akan mereka coba masukin. “eh universitas patra itu bagus ya. Apalagi fakultas kedokterannya, lengkap. Baru universitas itukan sudah terkenal. Aku mau masuk situ ah” kata salah seorang temanku. “iya memang bagus, tapi seleksinya susah tu katanya”. Kata teman ku yang lain menyanggah. “ahh ndapapa aku mau coba aja dulu.” “aku nda ah, nyerah deluan deh”. Mending di universitas Yogyakarta. Lumayan bagus juga disitu. Dekat pusat kota lagi.”
Senang rasanya ketika mendengar teman teman telah mempunyai universitas pilihan. Namun kesedihanku kembali apabila mengingat aku yang sampai saat ini masih belum jelas akan melanjutkan atau tidak.
***
Kesokan harinya aku dan teman teman masih masuk sekolah seperti biasa. Masih ada berkas berkas yang harus di selesaikan untuk lulus nanti. Setelah selesai mengurus segala yang diperlukan, aku duduk melamun di sudut koridor sekolah. Aku yang ditemanin angin sepoi sepoi melamun dengan indahnya sambil melihat ke arah langit yang cerah saat itu. angin yang sejuk siang itu membuat mata ku berat dan akhirnya “zzzzz”
“hey Andi. Ngapain kamu tidur disini.” Akupun terkaget dan gelagapan terbangun sambil mengucek mata. Samar samar ku lihat seorang wanita, sepertinya bukan teman ku. Setelah aku benar benar sadar, ternyata benar bukan teman ku. Yang membanguni ku adalah salah seorang guru BK di sekolah ini bernama bu anis. “maaf bu maaf, habis udaranya enak banget, jadi saya ketiduran”. “ahh kamu ini, oh iya akhir akhir ini kayanya ibu lihat kamu sering murung, ada apa.” Setelah beertanya demikian ibu anis duduk disebelah ku dan kemudian melanjutkan pertanyaannya. Kamu mau cerita ke ibu ?? ibu siap dengarin kok”
Akupun kembali menunduk dan mencoba menahan kesedihanku. Ragu rasanya untuk menceritakan masalah ku ini, namun aku nda tau harus mencurahkan unek unek ku sama siapa lagi. Akhirnya ku putuskan untuk bercerita ke guruku ini. namun sebelumnya ku pastikan terlebih dahulu kalau dia tidak akan menceritakan masalh ku ke orang lain.
“saya mau cerita bu, tapi ibu jangan cerita ke orang lain ya”. Iya Andi, ibu nda mungkin bongkar rahasia kamu. Kamu punya masalah apa ? sampai kamu murung begini.
“gini bu. Saya kan sebentar lagi akan lulus dari sekolah ini, namun saya masih bingung akan kemana setelah ini. Saya pengen kuliah, tapi orang tua saya bilang nda usah karena orang tua saya juga nda yakin, karena mereka nda mampu membiayai. Mereka menyuruh saya bekerja saja, tapi saya tidak yakin bu. Saya belum punya keahlian banyak untuk kerja. Saya juga ingin seperti orang orang diluar sana yang dapat bersekolah hingga tinggi.”
“oh itu masalah kamu. Kamu yang sabar ya. Berdoa sama tuhan agar diberi jalan keluar.”
“ sudah saya lakukan semua bu. Saya serasa sudah mau putus asa.”
“eh kamu jangan ngomong begitu, pasti nanti ada rezeki buat kamu. Kalau memang kamu belum bisa kuliah, nda masalah kok kalau harus kerja dulu. Ibu saja dulu begitu. Ibu juga terlahir dair keluarga yang tidak mampu. Ibukerja dulu cari uang untuk kuliah. Setelah terkumpul, ibu kuliah sambil tetap bekerja. Jadi ibu nda pernah minta sama orang tua.
“tapi bu, zaman sekarang lulus sma bisa kerja apa ?? paling kerja toko kan bu.
“iya sih, tapi kamu kan bisa kerja doble. Oiya, kamu mau nda ngajar anak sd. Kamu kan lumyan pintar. Bisa kan ngajarin anak sd ?
“wah bisa bu bisa. Saya juga sering ngajarin anak sd dirumah”
“yaudah kalau begitu nanti kamu setelah lulus ajarin anak ibu yang sd ya. Ibu nda sempat ngajarin dia.
“iya bu, makasih bu. Terima kasih sudah kasi saya solusi
“iya ndi”.
Sejak pertemuan dengan Ibu Anis itulah aku sudah tidak pernah murung lagi. Biar lah aku tidak kuliah untuk tahun ini, aku masih dapat daftar tahun depan. Amin. Semoga saja usaha ku ini lancer.
***
10 juni 2010. Matahari bersinar terang menerangi bumi hari ini. seterang muka siswa yang akan mendengarkan pengumuman hari ini. ya benar, hari ini adalh, hari yang telah dijadwalkan unutk mengumumkan hasil ujian kami 2 bulan lalu. Meskipun wajah kami terlihat senang, namun tidak dipungkiri perasaan kami semeraut karena masih meraa deg degan menunggu hasil yang akan kami terima.
“aku lulus nda ya”kata salah seornag teman ku. “semoga akja kita semua lulus.”
“aminnnnnn” semua bersorak.
Tepat pukul 09.00 kami semua disuruh berbaris ditenagh lapangan sekolah. Karena beberapa detik lagi akan diumumkan hasil ujian kami. Sebelum bapak kepala sekolah memberikan amplop. Kami diberikan sedikit pengarahan dari beliau.
“anak anak yang saya sayangi. Hari ini saya akan bagikan hasi ujian kalian 2 bulan yang lalu. Bapak harapkan kalian ikhlas menerimanya dan bagi yang belum berhasil jangan putus asa dan kecewa. Masih ada kesempatan kalian tahun depan. Dan buat yang lulus, jangan terlalu menyombongkan diri karena perjalanna kalian belum berhenti disini.
Mendengar pidato bapak kepala sekolah tersebut, aku merasa deg degan. Apa benar, ada yang tidak lulus. Dalam hati aku berharap, semoga semua lulus dan apabila ada yang tidak, semoga saja bukan aku, karena aku tidak mau mengecewakan orang tua.
“tetap semangat anak anak ku sekalian dan kejar cita cita kalian setinggi mungkin. Selamat pagi”kata kepala sekolah mengakhiri pidatonya.
Setelah sambutan dari kepala sekolah, iniah saat yang paling menengangkan, pembagian amplop yang berisi keterangan kam lulus apa tidak. Satu persatu siswa maju kedepan dan membuka surat tersebut dan berbagai ekspresi muncul dari wajah mereka. Ada yang menangis senang, ada yang berteriak kegirangan dan ada yang sampai memeluk guru didepannya.
Tiba lah saatnya nama ku yang dipanggil dengan langkah mantap aku melangkah kedepan. “andi ini punya kamu” kata guru yang membagikan amplop tersebut. “iya bu terima kasih. Pelan pelan kubuka amplop yang berisi kertas keterangan tersebut.
“ANDA LULUS”
“horeeeeee”. Akupun teriak kegeirangan. Alhamdulilah tuhan, terima kasih. Berkat bantuan mu lah aku dapat lulus saat ini. terima kasih tuhan, terima kasih. Kata ku dalam hati. Sampainya di barisan, kupeluk teman teman ku semua. dunia terasa indah hari ini, beban yang salam ini mencekam pundakku terasa luruh ditelan suka cita hari ini.
“harap tenag semua.” kata bapak kepala sekolah yang akan menutup upacara pengumuman kelulusan hari ini. “selamat kepada siswa siswa yang lulus. Bapak bangga kepada kalian semua  karena tahun ini  sekolah kita lulus seratus persen.” Semua pun bertepuk tangan dengan riuhnya “plok plok plok plok” . selanjutnya bapak akan mengumumkan siapa peringkat un nomor 1 disekolah kita. Peringkat un nomor 1 jatuh pada …. (“siapa ya, siapa ya” kata teman teman ku”) Anddddiiiii dari kelas XII IPA 1.
Aku yang mendengar nama itu merasa shock. Nda salah dengar ?? apa benar aku.
“diharap kepada andi segera maju kedepan untuk menerima beasiswa pendidikan sebesar 3 juta.”
“andi maju, cepat maju.” Kata teman ku. “Beneran aku yang dipanggil ?” “iya kamu anddii. Cepat maju sana. Akupun melangkah dengah kaki gemetar ke depan. Diiringi tepuk tangan meriah dari semua teman temanku. Aku yang telah berada didepan tersenyum gugup. Seperti mimpi di siang bolong yang kualami ini. “selamat andi, kata bapak kepala sekolah.” Ini ada beasiswa sebesar 7 juta dari pemerintah. Semoga bisa bermanfaat untuk melanjutkan kuliah. “iya pak terima kasih.”
Akupun kembali ke barisan semula masih dalam perasaan kaget dan gugup.
***
Kebahagiaan yang kuperoleh kemaren, tidak menghasilkan manis diujungnya. Aku masih harus bekerja agar dapat kuliah sesuai dnegan cita citaku. Uang yangkuperoleh kemaren ku simpan untuk nanti nya digunakan saat mau masuk kuliah.
Hari ini aku sudah mulai mengajar anak bu anis dirumahnya. Anaknya cukup baik dan sopan serta nurut jadi aku tidak terlalu sulit mengajarnya.
Hari demia hari, bulan bahkan satu tahun telah berlalu. Hari hari ku, kuisi dengan mengajar ala yang merupakan anak bu anis. Uang yang kuperoleh dari mengajar sudah cukup untuk melanjutkan kuliah ku. Tiba saatnya pendaftaran mahasiswa baru. Akupergi mendaftarkan diriku disana. Setelah menjalani tes yang cukup ribet, akupun diterima di salah satu universitas dan mengambil fakultas fisika yang meruapakan mata pelajaran idolaku sejak smp.
Kuliahku berjalan lanccar selancar dengan profesi ku sebagai pengajar les privat sd. Anak buah lesku semakin banyak. Jadi pengahasilanku pun semakin bertambah. Orang tuaku yang selama ini acuh terhadap pendidikan ku, mulai peduli. Dia tidak menyangka aku bisa seperti ini.
Tiba saatnya aku wisuda sarjana ku. Semua orang tua mahasiswa diundang termasuk orang tuaku. “nak kamu serius bawa emak ke sana” iya lah mak, semua di undang.” “emak nda mau liat anaknya diwisuda sarjana. “mau nak, tapi emak malu. Kita kan miskin, pasti paling jelek disitu. “nda mak, sudah lah. Pokonya emak besok harus datang ya.
Akhirnya emakku datang menhadiri wisudaku. Tangis haru bahagia terpancar dair raut mukanya yang melihat aku bisa berhasil sampai saat ini. tidak henti hentinya dia menciumku karena saking bangganya kepada ku. Tidak lupa beribu ribu kata syukur dia panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas keberhasilan ku ini. aku yang melihat emak bahagia, merasa ikut bahagia karena sudah dapat membanggakan orang tuaku.
***
Mentari bersinar terang seterang masa depan ku yang kurasa semakin cerah. Sejak predikat sarjana bertengger di ujung nama ku, aku mulai mengajar honor di salah satu sma yang merupakan sma ku dulu. Kenangan kenangan semasa sma teputar kembali di memori otak ku. Namun sekarang aku telah berada diposisi yang berbeda. Aku yang dulu sering murung akan nasib ku kelak, kini sudah bisa tersenyum bahagia karena cita cita ku telah tercpai sempurna. Terimakasih tuhan, terima kasih semua. J

1 komentar:

  1. ceritanya cantik kaya yg bikin ceritanya. sekali kali kunjungi meandthesun7.blogspot.com ya...

    BalasHapus