Welcome to My Blog. Enjoy Here guys.

Sabtu, 09 Juni 2012

Tukang Reparasi Kompor Minyak


Tukang Reparasi Kompor Minyak
Oleh : Rima Aryatin
Kelas : X-E
Dikutip : dari Realty Show di Trans TV “Andai Aku Menjadi Tukang Reparasi Kompor Minyak”

Dengan langkah gontai bapak membawa jerigen minyak kesebuah pangkalan minyak tanah. Maklum saja hari ini ada penjualan minyak tanah murah. Bapak tidak pernah mau mensia - siakan kesempatan memperoleh minyak tanah itu. Apalgi sekarang sumber daya alam satu ini semakin sulit untuk didapatkan.
“ masih ada minyak tanahnya ??,” kata bapakku.
“Aduuhh bapa sih datangnya lambat, sudah habis pak minyak tanahnya. Ini saja ada yang belum kebagian, padahal sudah mengantri sejak tadi pagi.”
“ wah padahal saya butuh banget tapi yah sudah lah, belum rezeki saya,” Kata bapak lemas.
Kelesuan terpancar jelas dari mata bapakku. Bapak yang dari tadi mengharapkan setetes minyak tanah murah itu, harus pulang dalam keadaan jerigen kosong tak berisi. Kelangkaan minyak tanah murah ini semakin membuat bapak sedih karena maklum saja, keluargaku secara tidak langsung menggantungkan seperiuk nasinya dari setetes minyak ini. Namun keluargaku bukan berjualan minyak, keluargaku membuka jasa reparasi kompor minyak.
Mendung yang terpancar dari wajah bapak, menandakan bahwa bapak bingung. Bapak berfikir apabila minyak tanah semakin sulit didapatkan, maka orang yang menggunkan kompor minyak akan semakin berkurang. Dan itu akan menyurutkan rezeki yang ia dapatkan.
***
Saat fajar mulai terbit menerangi dunia, emak sudah mulai akan mengurus kebutuhan keluarga, termasuk kebutuhanku. Sebenarnya aku kasian dengan emak ku. Pengen rasanya ku meringankan bebannya dan mengurus diri ku sendiri. Namun apa daya aku tidak dapat membantu karena aku pun terlahir dengan berkebutuhan khusus. Dalam hati aku sering berdoa “Tuhan, sehatkan lah emak selalu, lapangkan rezeki buat dia tuhan, berikan lah dia umur panjang, agar dapat menemaniku di masa masa sulitku ini. amin.”
Biarpun aku tidak normal emak  tetap sayang sama aku. Tidak pernah sedikit pun dia mengeluh karena punya anak seperti ku. Emak ku selalu melayani kebutuhan ku. Karena itulah aku sayang sama emak ku. Emak ku adalah wanita super buat ku.
***
Setelah mengurus semua kebutuhan keluarga, emak akan berkeliling kampung untuk mencari kompor rusak tersebut. Emak ku berkeliling dari rumah ke rumah warga. Berkilo kilometer jauhnya. Emak berjalan tidak mengenal panas atau hujan. Yang ada di pikirannya hanyalah mencari kompor rusak sebanyak mungkin agar kami dapat makan hari ini.
“emak jalan dulu nak,” Kata emakku berpamitan dengan ku.
(hanya menunduk menandakan mengatakan iya)
Sedih rasanya ketika harus melepaskan emak, namun aku tidak dapat melakukan apa apa. Hanya doa yang kupanjatkan agar emak selamat selama di perjalanan.
Dalam menawarkan jasanya, emak terkadang mendapat penolakan dari warga.
“ada kompor rusak ??,” tanya emak.
“nda ada, kami nda pakai kompor minyak sudah mak. Sudah beralih kekompor gas”.
Seperti sayatan pisau tajam, emak kadang terpukul mendengar kata itu. penolakan akan jasa yang dia tawarkan dan informasi bahwa sebagian telah beralih ke kompor gas. Namun emak tidak pantang menyerah. Emak tetap berusaha mencari kompor rusak tersebut demi mendapatkan pundi pundi uang untuk memberi makan keluarga hari ini.
“akhirnya emak lewat juga. Sudah saya tunggu sejak lama,” kata salah seorang pelanggannya.
“iya ini baru jalan lagi,” kata emak.
“oh iya mak, saya mau perbaiki kompor rusak,” kata pelanggan.
“bawa sini, biar tak lihat dulu. Oh saringannya aja yang saya bawa. Badannya tidak perlu”.
“oh iya mak”.
Kebahagiaan muncul di wajah emak ketika dia sudah menemukan kompor rusak. Emak akan langsung membawa kompor itu pulang dan langsung di berikan ke bapak ku ( pak tole )  yang merupakan suami emak untuk diperbaiki.
“pak ini kompornya” kata emak
“oh iya. Taruh disitu”
Bapakku akan segera memperbaiki kompor rusak langganannnya itu. Dengan cekatan, alat alatnya dia mainkan suapaya kompor pelanggannya cepat selesai diperbaiki.
“mak ini sudah”
“oh iya pak”
Tugas emak selanjutnya telah datang. Ya emak harus mengantarkan kembali kompor rusak yang telah diperbaiki pak tole itu ke pelanggannya. Emak harus berjalan kembali sejauh yang tadi dia lewati. Namun emak tetap semangat. Langkah demi langkah dia tancapkan kembali untuk sampai kerumah pelanggannya itu.
“bu, ini kompornya,” kata emak.
“ oh makasih ya mak. Berapa ??,” Tanya pelanggannya.
“20 ribu saja”.
Ya itulah bayaran yang akan didapatkan emak, setelah memeras energinya untuk berjalan jauh, emak hanya akan dihargai 20 ribu. Namun emak tetap bersyukur dengan pemberian tuhan itu. Tidak pernah mengeluh bahkan menyalahkan keadaan. Emak tetap sabar dan akan terus berusaha mencari rezeki tuhan yang masih tersembunyi di balik tangan kasih tuhan.
***
Wajah keriput emak menandakan bahwa dia sudah sangat tua. Emakku telah berusia 70 tahun. Di usia setua itu dia masih semangat untuk menjajakan jasanya. Emak telah mencari penghasilan dari membuka jasa ini, kira kira sudah 30 tahunan. Dari sebelum aku lahir.
Namun 2 tahun terakhir, emak mulai mengalami kesulitan dalam menawarkan jasanya tersebut. Kaki emak mengalami nyeri ketika di bawa berjalan jauh. Ini akibat dari jatuh terpeleset waktu itu. Akibatnya emak harus berhenti terlebih dahulu setiap kakinya mulai mengelami sakit.
Keadaan semakin sulit lagi sejak pemerintah mengeluarkan program beralih dari minyak tanah ke gas. Rezeki yang emak dapatkan semakin berkurang, karena banyak pelanggan emakku yang telah beralih ke kompor gas
***
Hari ini bapakku terlihat bersemangat. Bapakku akan mencari kaleng bekas di tumpukan kaleng kaleng bekas. Ini dilakukan demi mendapatkan penghasilan tambahan, aku pasti mengikutinya dan membantunya mencari kaleng kaleng itu.
“ayo ikut bapak,” Jangan lupa bawa bambu dan tali.
Aku segera mengekor dibelakangnya. Aku telah mengerti bahwa hari ini dia akan mengajakku untuk mencari kaleng bekas yang nantinya akan dibuat kompor minyak. Dengan semangat, segera ku ambil bambu panjang dan tali untuk mengikat kaleng kaleng nanti.
Sesampainya dilokasi, bapak segera mencari kaleng yang dia butuhkan. Meskipun disini tempat tumpukan kaleng kaleng bekas, namun tidak sepenuhnya tempat ini bersih. Bau dari sampah masih menyengat menusuk hidung. Belum lagi belatung belatung sampah bertebaran di lantai lantai tempat ini.
Namun bapakku tidak pernah merasa jijik. Dengan cekatan dia memilih kaleng kelang itu dan memberikannya ke aku “nawan sini. Ikat kaleng kaleng ini”. Akupun datang, dan segera melakukan apa yang telah bapakku perintahkan.
Setelah merasa cukup, akupun pulang. Namun hari ini bapak belum dapat membayar kaleng yang dia beli.
“saya ngutang dulu ya pak. Saya ambil 6 kalengnya,” kata bapakku
“iya. Cepat di bayar ya. Jangan lama lama.”
“baik pak,” jawab bapakku pelan.
Baru menginjakkan kaki dipelataran rumah, bapak langsung mengerjakan kerjaannya untuk membuat kompor. Untuk membuat satu kompor, bapak membutuhkan 3 kaleng bekas. Yang nanti kompor kompor itu akan dijualnya dengan harga 30 ribu rupiah perbiji. Itupun kalau ada yang membeli kompor bapakku. Namun aku tetap terus memanjatkan doa kepada tuhan, agar ada yang membeli kompor buatan bapakku ini. amin.
                                                                            ***
Hidupku dan keluargaku sangat sederhana. Kesederhanaan terlihat ketika malam tiba. Tidak ada sepercik cahaya pun terpancar dari rumah ku. Hanya bulan yang memberikan sedikit cahayanya buat mewarnai rumah ku ini. di rumah ku memang tidak ada tersambung listrik. Jadi jangan kan mau menonton televisi, menghidupkan radio saja aku tidak bisa.
Mungkin dari kesusahan yang disertai kesabaran itulah aku dan keluargaku mendapatkan rezeki. Melalui tangan tangan orang dermawan, Tuhan membagikan sebagian rahmatnya berupa rezeki kepada keluargaku. Keluargaku di ajak jalan - jalan menggunakan mobil yang itu juga merupakan keinginan emak sejak lama. Dan diperjalanan orang tersebut memberi kami sebuah televisi yang nantinya akan membuat rumah ku lebih berwarna.
“Terima kasih tuhan,” ucapku dalam hati.
“terima kasih pak, terima kasih. Alhamdulilah ya allah,” Kata emakku.
“aaaaaa” (mengucapkan terima kasih). Mungkin dia tidak mengerti akan yang ku maskut, tapi semoga saja tuhan mengerti apa yang ku sampaikan untuk orang itu. Penyampaianku bahwa aku berterima kasih dan mendoakan kelancaran rezeki orang tersebut.
Ternyata indahnya mentari tidak berhenti disitu. Tuhan menurunkan lagi rezekinya kepada keluarga ku hari itu. Keluargaku diberi sebuah warung kecil lengkap dengan isinya agar emakku dapat mencari rezeki tuhan dirumah saja tanpa perlu lagi berjalan jauh untuk mencari kompor rusak.
Terima kasih tuhan, terimakasih engkau telah memudahkan pekerjaan emakku. Akupun berterima kasih kepada orang dermawan tersebut.
“ aaaaaa . .huaaaa” (sambil menunjuk ke arah ibuku). Dia kelihatan bingung dengan perkataanku. Namun aku memakluminya. Biar tuhan lah yang menyampaikan kepadanya akan maksutku ini.
Mentari bersinar terang ketika tuhan mengantarkan semua rezeki itu ke emak. Seterang sinar wajah emak saat itu. emakku patut mendapatkan semua ini. karena emak telah mengajarkan banyak hal kepadaku dan semua orang disekelilingnya, Tentang sebuah kesabaran dan keikhlasan. Kesabaran akan mencari rezeki tuhan dan keikhlasan akan menerima rezeki tuhan.

                                                            ------- THE END -------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar