Kegunaan
dan Dampak Beberapa Senyawa Kimia Turunan Alkana
Alkohol
· Metanol
Dulu, metanol dibuat dari distilasi
kering serbuk kayu. Oleh karena itu metanol disebut juga spritus kayu. Dewas
ini metanol dibuat dari reaksi gas karbon monoksida (CO) dengan gas hidrogen (H2).
Rekasi ini berlangsung pada suhu dan tekanan 2 atm dengan bantuan
katalis, yatitu campuran ZnO dan Cr2O3.
CO(g) + 2H2(g) CH3OH(g)
Adapun gas
CO dan H2 diperoleh dari rekasi gas alam dengan uap air.
CH4(g)
+ H2O(g) CO(g)
+ 3H2(g)
Dalam industri metanol diubah menjadi formaldehid atau digunakan untuk mensintesa bahan kimia lain. Metanol digunakan
sebagai pelarut dan sebagai bahan bakar bersih. Metanol mungkin juga mempunyai
kegunaan baru dalam bidang pertanian.
Pada awal tahun 1990-an Arthur Nonomura, seorang ilmuan yang menjadi
petani, menemukan bahwa dalam kondisi panas menyemprotkan larutan cairan
metanol pada beberapa tumbuhan dapat menggandakan tingkat pertumbuhannya dan
mengurangi kebutuhan air hingga separuhnya. Nonomura menyadari bahwa pada
saat-saat panas dipertanian beberapa tumbuhan menjadi layu. Berdasarkan
risetnya sebagai ilmuwan ia menyemprot beberapa tumbuhan dengan larutan metanol
yang sangat encer. Tumbuhan yang disemprot tidak lagi layu dan
tumbuh lebih besar pada tingkat yang lebih cepat dari pada tumbuhan yang tidak
disemprot. Akan tetapi metanol akan efektif dalam kondisi panas atau terkena
sinar matahari dan untuk tumbuhan kapas, gandum, strawberi, melon dan mawar.
Kegunaanya dapat terlihat jelas, hasil tanaman lebih banyak dan lebih
cepat, penggunaan air lebih efisien, dan tidak diperlukannya pestisida.
Tidak seperti alkohol pada minuman, metanol tetap beracun meskipun dalam
jumlah kecil. Dosis tunggal sebanyak 30 mL dapat menyebabkan kebutaan permanen
dan juga dapat berakibat kematian. Keracunan metanol juga
dapat terjadi karena menghirup uapnya atau melalui kulit. Kebutaan akibat
keracunan metanol disebabkan oleh pembentukan formaldehida (HCHO) atau asam
format yang dapat merusak retina mata.
·
Etanol
Pada kebanyakan
orang dewasa metabolisme tubuh dapat mencerna sejumlah kecil etanol dengan
tingkat keracunan yang rendah. Etil alcohol pada umumnya disebut alkohol
padi-padian atau alkohol minuman karena dapat dihasilkan dari fermentasi gula
alam dan tepung yang dihidrolisa yang terdapat pada anggur dan padi-padian.
Seseorang
dengan konsentrasi alkohol dalam darahnya mencapai 0,3% jelas terlihat mabuk;
mereka yang mencapai 0,4% tidak sadar atau tidak mampu merespon tindakan; dan
konsentrasi 0,5% - 1% dapat menyebabkan koma maupun kematian.
Pada orang
yang kecanduan alkohol kemungkinan hidup berkurang 10 hingga 15 tahun karena
kerusakan hati dan penyakit jantung dan pembuluh darah, khususnya jika mereka
merokok. Hal ini merupakan karena pelarut organik yang baik, etanol mudah
menembus pembatas darah otak dan membran plasenta, sehingga membahayakan janin
pada ibu hamil. Gejala Fetal Alcohol Syndrome (FAS)/ sindrom pada janin
meliputi sumbing pada wajah, ukuran otak di bawah normal, kesulitan pemahaman,
dan perkembangan fisik yang terbelakang.
Etanol
mempunyai banyak kegunaan lainnya, sebagai pelarut (vanilla atau ekstrak lain
di rumah seringkali larutan etanol) dan antiseptik (pencuci mulut mengandung
alkohol 5% - 30%). Etil alkohol yang dihasilkan untuk kegunaan selain
konsumsi manusia diubah sifatnya dengan menambahkan metil dan isopropil alkohol
dan tidak untuk minuman. Untuk tujuan komersial, bahan ini biasanya dihasilkan
dari hidrasi etana.
Etanol dapat
ditambahkan ke dalam bensin sebagai pengganti MTBE (methyl tertiary buthyl
ether) yang sulit didegradasi sehingga mencemari lingkungan. Bensin yang
ditambah etanol efisiensi pembakarannya meningkat sehingga pembakarannya.
Akibatnya akan mengurangi tingkat pencemaran udara. Campuran bensin-etanol
biasa diberi nama gasohol. Gasohol E10 artinya campuran 10% etanol dan 90%
bensin, gasohol dapat digunakan pada semua tipe mobil yang menggunakan bahan
bakar bensin.
·
Spiritus
Spiritus
merupakan salah satu jenis alkohol yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai bahan bakar lampu spiritus (pembakar spiritus) dan untuk
menyalakan lampu petromak. Di laboratorium pembakar spiritus digunakan untuk
uji nyala. Pembakar spiritus juga digunakan untuk proses sterilisasi di
laboratorium mikrobiologi. Spiritus bersifat racun, karena adanya kandungan
metanol didalamnya. Bahan utama spiritus adalah etanol dan bahan tambahan
terdiri dari metanol, benzena dan piridin.
·
Glikol
Alkohol sederhana yang selama ini kita temui
masing-masing hanya mengandung satu gugus hidroksil (-OH). Ini disebut alkohol
monohidrat. Beberapa alkohol penting mengandung lebih dari satu gugus hidroksil
tiap molekul. Ini disebut alkohol polihidrat. Alkohol yang mempunyai dua gugus
hidroksil disebut alkohol dihidrat, dan yang mempunyai tiga gugus hidroksil
disebut alkohol trihidrat.
Alkohol
dihidrat sering disebut glikol. Yang paling penting dari jenis ini adalah
etilen glikol. Nama IUPAC dari etilen glikol adalah 1,2-etanadiol. Senyawa ini
merupakan bahan utama pada campuran antibeku permanen untuk radiator kendaraan
bermotor.
Etilen
glikol adalah cairan yang manis, tak berwarna dan agak lengket. Karena
keberadaan dua gugus hidroksil, maka ikatan intermolekul hidrogen menjadi lebih
besar. Oleh sebab itu etilenglikol mempunyai titik didih yang tinggi (198oC)
dan tidak menguap jika dipakai sebagai anti beku. Etilen gikol juga mudah
bercampur dengan air. Suatu larutan 60% etilen glikol dalam air tidak membeku
sampai suhunya turun hingga -49oC . Etilen glikol juga digunakan pada pembuatan
fiber poliester (dacron) dan film magnetik (mylar) yang digunakan untuk pita
pada kaset dan komputer,
Etilen
glikol agak beracun. Seperti halnya metanol, tingkat keracunannya dikarenakan
proses metabolisme dalam tubuh. Enzim hati mengoksidasi etilen glikol menjadi
asam oksalat. Senyawa ini akan mengkristal dalam hati sebagai kalsium oksalat
(CaC2O4) yang dapat merusak ginjal.
· Gliserol
Gliserol juga disebut gliserin, merupakan salah satu senyawa alkohol
trihidrat. Gliserol berbentuk cairan manis seperti sirup. karena tidak beracun,
gliserol merupakan hasil dari hidrolisa lemak dan minyak Gliserol digunakan
secara luas dalam bidang industri meliputi:
1.
Pembuatan lotion tangan dan kosmetik.
2.
Bahan tambahan dalam tinta.
3.
Penganti pencahar gliserol.
4.
Bahan pemanis dan pelarut pada obat-obatan.
5.
Pelumas.
6.
Bahan dasar dalam produksi plasik, pelapis permukaan
dan fiber sintetik
7.
Bahan baku nitrogliserin.
2.
Eter
· Dietil eter
Dietil eter digunakan secara luas sebagai obat bius sejak tahun 1842.
Tetapi sekarang jarang digunakan sebagai obat bius untuk manusia
karenamempunyai efek samping seperti: rasa sakit setelah pembiusan dan
muntahmuntah. Sekarang terdapat banyak obat bius yang digunakan termasuk
golongan eter. Metil propil eter dan metoksi fluorin merupakan obat bius yang
dikenal sebagai neotil dan pentrene.
Dietil eter banyak digunakan sebagai pelarut, karena dapat melarutkan
banyak senyawa organik yang tidak larut dalam air. Titik didih dietil eter 36oC,
ini berarti dietil eter adalah zat yang mudah menguap. Keadaan ini akan
memudahkan memperoleh kembali zat terlarut.
Eter yang diproduksi dalam jumlah besar akhir-akhir ini adalah metal
tetra-butil eter (MTBE) Zat tersebut ditambahkan dalam bensin untuk mengurangi
emisi karbon monoksida dan menggantikan tetra etil lead (TEL) sebagai zat anti
knoking.
Eter yang juga diproduksi dalam jumlah yang besar etilen oksida.
Inimerupakan siklo eter dengan dua atom karbon dan satu atom oksigen yang
membentuk cincin dengan tiga anggota. Etilen oksida merupakan gas beracun,
lebih dari 60 % nya digunakan untuk membuat etilen glikol.
Etilen glikol digunakan untuk mensterilkan alat-ala kesehatan. Sebagian
besar etilen glikol digunakan dalam pembuatan fiber poliester dan zat anti
beku.
3. Aldehid
Penggunaan terbesar formaldehid adalah sebagai pereaksi untuk penyiapan
senyawa organik lain dan untuk pembuatan polimer seperti Bakelit, Formika, dan
Melmac. Formaldehid dapat mengubah sifat protein, sehingga protein tidak dapat
larut dalam air dan tahan terhadap bakteri pembusuk. Alasan inilah yang
menyebabkan formaldehid digunakan pada larutan pembalsem dan pengawet spesimen
biologis. Formalin juga digunakan sebagai antiseptik di rumah sakit untuk
mensterilkan sarung tangan dan peralatan bedah. Akan tetapi penggunaan
formaldehid sebagai antiseptik, pengawet dan cairan pembalsem menurun
akhir-akhir ini karena zat ini dicurigai bersifat karsinogenik.
Formaldehid terdapat pada asap kayu. Karena mampu membunuh bakteri, zat ini
merupakan senyawa yang bertindak sebagai pengawet pada makanan yang diasapkan.
Formalin banyak digunakan sebagai bahan pengawet makanan seperti tahu dan
bakso. Konsumsi formalin yang terus menerus akan merusakjaringan tubuh.
Asetaldehid merupakan cairan tak berwarna yang sangat mudah menguap. Zat
ini dibuat dengan mengoksidasi etil alkohol dengan katalis (Ag) atau oksidasi
etilen dengan katalis (PdCl2). Zat ini merupakan bahan awal untuk penyiapan
berbagai senyawa organik lain, seperti asam asetat, etil asetat, dan kloral.
Asetaldehid dibentuk sebagai metabolit dalam fermentasi gula dan dalam
detoksifikasi alkohol dalam hati.
4. Keton
Aseton
adalah keton yang paling sederhana dan penting. Zat ini dihasilkan dalam jumlah
besar dengan mengoksidasi isopropil alkohol dengan katalis (Ag). Karena larut
sempurna dalam air dan kebanyakan pelarut organik, aseton utamanya digunakan
pelarut industri (misalnya, untuk cat dan pernis). Zat ini merupakan bahan
utama (terkadang bahan satu-satunya) pada beberapa merek penghapus cat kuku.
Aseton juga merupakan bahan yang penting pada pembuatan kloroform, iodoform,
pewarna, methacrylat, dan banyak senyawa organik kompleks yang lain.
Aseton
dibentuk dalam tubuh manusia sebagai hasil samping metabolisme lipid. Secara
normal zat ini tidak sampai tertimbun karena dioksidasi menjadi karbondioksida
dan air. Konsentrasi normal aseton dalam tubuh manusia kurang dari 1 mg/100 mL
darah. Dalam kasus ketidaknormalan seperti diabetes mellitus, konsentrasi
aseton melebihi tingkat tersebut. Kemudian zat ini dikeluarkan dalam air seni,
sehingga mudah untuk dideteksi. Pada kasus yang parah, baunya dapat diketahui
dari nafas penderita.
Banyak zat
yang biasa dilihat mengandung aldehid dan keton sebagaibahan aktif. Bau sayuran
hijau sebagian karena adanya senyawa karbonat: cis-3-hexenal. Senyawa
trans-2-cis-6-nonadienal mempunyai bau mentimun. Senyawa tersebut dan senyawa karbonat
lain memberikan bau tumbuhtumbuhan hijau pada sampo dan kosmetik lain.
5.
Asam Karboksilat
· Asam Asetat
Asam asetat
(Asam etanoat) merupakan asam karboksilat yang paling penting. Zat ini
dihasilkan secara industri dengan mengoksidasi asetaldehid, bahan mentah yang
didapat dari oksidasi etanol atau hidrasi asetilen. Asam asetat juga dibentuk
dalam cuka, ketika bakteri acetobacter mengoksidasi etanol. Cuka pasar yang
mengandung sekitar 5 persen asam asetat dalam air, telah digunakan selama
berabad-abad untuk menyedapkan makanan. Orang pertama yang mensintesa asam
asetat langsung dari unsur kimia adalah Adoph Kolbe (Jerman, 1818-84) pada
tahun 1845. Asam asetat digunakan pada pembuatan selulosa asetat, vinil asetat,
obat-obataan, pewarna, insektisida, bahan kimia fotografi, dan pengawet
makanan.
· Asam Format
Nama asam
format ( asam metanoat) didapat dari Bahasa Latin untuk kata formica yang
berarti semut. Asam ini diisolasikan dari hasil distilasi pemecahan pada semut.
Sengatan pada gigitan semut disebabkan karena adanya asam format. Asam ini
merangsang ujung syaraf perasa sakit pada tubuh kita dengan jalan merendahkan
pH di sekelilingnya. Daerah yang terkena gigitan akan membengkak karena
mengalirnya air untuk melarutkan asam format tersebut sehingga pH bertambah.
Karena sengatan tersebut adalah asam, perawatan yang terbaik adalah menggunakan
basa sedang seperti baking soda/soda kue (NaHCO3). Semut dan serangga lain
sering mengeluarkan bahan kimia lain jika mereka menggigit dan menyebabkan
reaksi alergi yang parah pada beberapa orang.
Botol-botol
asam format diberi peringatan “Hindari kontak dengan kulit” karena asam ini
bersifat korosif pada kulit dan jaringan tubuh. Meskipun demikian asam format
dimanfaatkan pada pembuatan pewarna, insektisida, parfum, obat-obatan dan
plastik.
6. Ester
Beberapa
senyawa ester mempunyai aroma buah-buahan seperti apel (metil butirat), aroma
pisang (amil asetat), aroma nanas (etil butirat) dan masih banyak lagi. Dengan
prinsip reaksi esterifikasi tersebut dapat dibuat aroma buah-buahan tiruan.
Jadi rasa dan aroma buah-buahan yang terdapat pada makanan seperti permen,
sirup dapat digantikan dengan senyawa ester.
Ester tidak
hanya penting untuk kosmetik dan penambah rasa, tapi juga untuk penerapan lain.
Beeswax, campuran ester seperti C25H51COO– C30H61, dan dan Carnauba wax, ester lain,
digunakan pada cat/pelapis mobil dan mebelair. Lemak dan minyak (bukan minyak
tanah) merupakan ester dari gliserol dengan asam-asam lemak; ini penting bagi
makanan kita. Ester-ester aspirin dan metil salisilat digunakan dalam
pengobatan sebagai analgesik dan anti-peradangan. Metil salisilat, juga disebut
minyak wintergreen, merupakan bahan utama rasa/bau wintergreen. Etil
asetat digunakan sebagai penghapus cat kuku/kutek.
Beberapa Ester dan Aromanya :
Ester
|
Aroma
|
Etil
format
|
Rum
|
Propil
asetat
|
Buah pir
|
Isopentil
asetat
|
Pisang
|
n-Oktil
asetat
|
Jeruk
manis
|
Metil
butirat
|
Apel
|
Etil
butirat
|
Nenas
|
Metil
salisilat
|
Sarsaparila
|
7.
Haloalkana
Haloalkana
mempunyai kegunaan praktis dalam berbagai bidang, misalnya sebagai zat
anestesi, pelarut, dan bahan antiseptik.
a. Haloalkana
Sebagai Zat Anestesi
Kloroform
(CH3Cl) pernah digunakan secara luas sebagai zat anestesi (pembius),
tetapi kini sudah ditinggalkan karena menyebabkan kerusakan hati. Sebagai
penggantinya, digunakan senyawa karbon lain yaitu siklopropana (C3H6).
Bahan ini juga sudah ditinggalkan dan diganti dengan halotan, yaitu
2-bromo-2-kloro-1,1,1-trifluoroetana (CF3CHClBr). Halotan bersifat
tidak toksik, tidak mudah terbakar dan lebih nyaman bagi pasien.
Kloroetana
(C2H5Cl) diguanakan sebagai bahan anestesi lokal. Daya
anestesinya terutama karena mudah menguap sehingga menurunkan suhu kulit dan
membuat syaraf kurang sensitif.
b. Haloalkana
Sebagai Antiseptik
Iodoform (CHI3)
adalah suatu zat bewarna kuning, berbau khas, dan digunakan sebagai antiseptik
c. Haloalkana
Sebagai Pelarut
Tetraklorometana (CCl4)
adalah suatu zat cair tak bewarna. Zat ini digunakan sebagai pelarut untuk oli
dan lemak dan dalam pencucian kering (dry cleaning). Akan tetapi, jika terpapar
dalam waktu yang cukup lama, bahan ini dapat menyebabkan kerusakan hati dan
ginjal. Oleh karena itu, penggunaannya sudah sangat dikurangi dan sebagai
penggantinya digunakan haloalkana yang mempunyai massa molekul relatif lebih
besar, misalnya 1,1,1-trikloroetana.
d. Haloalkana
Sebagai Bahan Pemadam Api
Alkana terhalogenasi
sempurna, seperti karbon tetraklorida, CCl4, dan
bromoklorodifluorometana (dikenal dengan nama BCF) dapat memadamkan api. Zat –
zat tersebut dalam bentuk gas mempunyai massa jenis yang cukup besar sehingga
dapat mengusir udara dan dengan demikian mematikan api. Akan tetapi pada suhu
tinggi, CCl4 dapat bereaksi dengan uap air membentuk fosgen (COCl2),
suatu gas yang sangat beracun,
CCl4
+ H2O COCL2 + 2 HCl
BCF juga dapat merusak
ozon dilapisan stratosfir, sehingga penggunaan barang – barang tersebut sudah
dilarang.
e. Senyawa
Klorofluorokarbon (CFC) dan Freon
Senyawa CFC adalah
suatu golongan senyawa sintetis yang mengandung karbon, klorin, dan fluorin.
Senyawa ini bersifat stabil, tidak mudah terbakar, tidak korosif, relatif tidak
beracun, mudah dibuat, dan relatif murah. Freon merupakan nama dagang bagi
suatu golongan senyawa CFC yang digunakan sebagai cairan pendingin
(refrigerant) atau sebagai propelan aerosol. Contohnya, freon-11 (CCl3F)
dan freon-12 (C2Cl2F2). Pada tahun 1970-an,
para ahli menemukan adanya kaitan CFC dengan perusakan lapisan ozon di
stratosfir. Sejak saat itu, penggunaan CFC sudah banyak dikurangi dan bahkan
telah dilarang digunakan di berbagai negara.
f. Berbagai
Jenis Senyawa Haloalkana
Viniklorida dan kloroprena
merupakan bahan dasar pada industri dan karet sintesis.
1.
Alkohol
· Metanol
Dulu, metanol dibuat dari distilasi
kering serbuk kayu. Oleh karena itu metanol disebut juga spritus kayu. Dewas
ini metanol dibuat dari reaksi gas karbon monoksida (CO) dengan gas hidrogen (H2).
Rekasi ini berlangsung pada suhu dan tekanan 2 atm dengan bantuan
katalis, yatitu campuran ZnO dan Cr2O3.
CO(g) + 2H2(g) CH3OH(g)
Adapun gas
CO dan H2 diperoleh dari rekasi gas alam dengan uap air.
CH4(g)
+ H2O(g) CO(g)
+ 3H2(g)
Dalam industri metanol diubah menjadi formaldehid atau digunakan untuk mensintesa bahan kimia lain. Metanol digunakan
sebagai pelarut dan sebagai bahan bakar bersih. Metanol mungkin juga mempunyai
kegunaan baru dalam bidang pertanian.
Pada awal tahun 1990-an Arthur Nonomura, seorang ilmuan yang menjadi
petani, menemukan bahwa dalam kondisi panas menyemprotkan larutan cairan
metanol pada beberapa tumbuhan dapat menggandakan tingkat pertumbuhannya dan
mengurangi kebutuhan air hingga separuhnya. Nonomura menyadari bahwa pada
saat-saat panas dipertanian beberapa tumbuhan menjadi layu. Berdasarkan
risetnya sebagai ilmuwan ia menyemprot beberapa tumbuhan dengan larutan metanol
yang sangat encer. Tumbuhan yang disemprot tidak lagi layu dan
tumbuh lebih besar pada tingkat yang lebih cepat dari pada tumbuhan yang tidak
disemprot. Akan tetapi metanol akan efektif dalam kondisi panas atau terkena
sinar matahari dan untuk tumbuhan kapas, gandum, strawberi, melon dan mawar.
Kegunaanya dapat terlihat jelas, hasil tanaman lebih banyak dan lebih
cepat, penggunaan air lebih efisien, dan tidak diperlukannya pestisida.
Tidak seperti alkohol pada minuman, metanol tetap beracun meskipun dalam
jumlah kecil. Dosis tunggal sebanyak 30 mL dapat menyebabkan kebutaan permanen
dan juga dapat berakibat kematian. Keracunan metanol juga
dapat terjadi karena menghirup uapnya atau melalui kulit. Kebutaan akibat
keracunan metanol disebabkan oleh pembentukan formaldehida (HCHO) atau asam
format yang dapat merusak retina mata.
·
Etanol
Pada kebanyakan
orang dewasa metabolisme tubuh dapat mencerna sejumlah kecil etanol dengan
tingkat keracunan yang rendah. Etil alcohol pada umumnya disebut alkohol
padi-padian atau alkohol minuman karena dapat dihasilkan dari fermentasi gula
alam dan tepung yang dihidrolisa yang terdapat pada anggur dan padi-padian.
Seseorang
dengan konsentrasi alkohol dalam darahnya mencapai 0,3% jelas terlihat mabuk;
mereka yang mencapai 0,4% tidak sadar atau tidak mampu merespon tindakan; dan
konsentrasi 0,5% - 1% dapat menyebabkan koma maupun kematian.
Pada orang
yang kecanduan alkohol kemungkinan hidup berkurang 10 hingga 15 tahun karena
kerusakan hati dan penyakit jantung dan pembuluh darah, khususnya jika mereka
merokok. Hal ini merupakan karena pelarut organik yang baik, etanol mudah
menembus pembatas darah otak dan membran plasenta, sehingga membahayakan janin
pada ibu hamil. Gejala Fetal Alcohol Syndrome (FAS)/ sindrom pada janin
meliputi sumbing pada wajah, ukuran otak di bawah normal, kesulitan pemahaman,
dan perkembangan fisik yang terbelakang.
Etanol
mempunyai banyak kegunaan lainnya, sebagai pelarut (vanilla atau ekstrak lain
di rumah seringkali larutan etanol) dan antiseptik (pencuci mulut mengandung
alkohol 5% - 30%). Etil alkohol yang dihasilkan untuk kegunaan selain
konsumsi manusia diubah sifatnya dengan menambahkan metil dan isopropil alkohol
dan tidak untuk minuman. Untuk tujuan komersial, bahan ini biasanya dihasilkan
dari hidrasi etana.
Etanol dapat
ditambahkan ke dalam bensin sebagai pengganti MTBE (methyl tertiary buthyl
ether) yang sulit didegradasi sehingga mencemari lingkungan. Bensin yang
ditambah etanol efisiensi pembakarannya meningkat sehingga pembakarannya.
Akibatnya akan mengurangi tingkat pencemaran udara. Campuran bensin-etanol
biasa diberi nama gasohol. Gasohol E10 artinya campuran 10% etanol dan 90%
bensin, gasohol dapat digunakan pada semua tipe mobil yang menggunakan bahan
bakar bensin.
·
Spiritus
Spiritus
merupakan salah satu jenis alkohol yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai bahan bakar lampu spiritus (pembakar spiritus) dan untuk
menyalakan lampu petromak. Di laboratorium pembakar spiritus digunakan untuk
uji nyala. Pembakar spiritus juga digunakan untuk proses sterilisasi di
laboratorium mikrobiologi. Spiritus bersifat racun, karena adanya kandungan
metanol didalamnya. Bahan utama spiritus adalah etanol dan bahan tambahan
terdiri dari metanol, benzena dan piridin.
·
Glikol
Alkohol sederhana yang selama ini kita temui
masing-masing hanya mengandung satu gugus hidroksil (-OH). Ini disebut alkohol
monohidrat. Beberapa alkohol penting mengandung lebih dari satu gugus hidroksil
tiap molekul. Ini disebut alkohol polihidrat. Alkohol yang mempunyai dua gugus
hidroksil disebut alkohol dihidrat, dan yang mempunyai tiga gugus hidroksil
disebut alkohol trihidrat.
Alkohol
dihidrat sering disebut glikol. Yang paling penting dari jenis ini adalah
etilen glikol. Nama IUPAC dari etilen glikol adalah 1,2-etanadiol. Senyawa ini
merupakan bahan utama pada campuran antibeku permanen untuk radiator kendaraan
bermotor.
Etilen
glikol adalah cairan yang manis, tak berwarna dan agak lengket. Karena
keberadaan dua gugus hidroksil, maka ikatan intermolekul hidrogen menjadi lebih
besar. Oleh sebab itu etilenglikol mempunyai titik didih yang tinggi (198oC)
dan tidak menguap jika dipakai sebagai anti beku. Etilen gikol juga mudah
bercampur dengan air. Suatu larutan 60% etilen glikol dalam air tidak membeku
sampai suhunya turun hingga -49oC . Etilen glikol juga digunakan pada pembuatan
fiber poliester (dacron) dan film magnetik (mylar) yang digunakan untuk pita
pada kaset dan komputer,
Etilen
glikol agak beracun. Seperti halnya metanol, tingkat keracunannya dikarenakan
proses metabolisme dalam tubuh. Enzim hati mengoksidasi etilen glikol menjadi
asam oksalat. Senyawa ini akan mengkristal dalam hati sebagai kalsium oksalat
(CaC2O4) yang dapat merusak ginjal.
· Gliserol
Gliserol juga disebut gliserin, merupakan salah satu senyawa alkohol
trihidrat. Gliserol berbentuk cairan manis seperti sirup. karena tidak beracun,
gliserol merupakan hasil dari hidrolisa lemak dan minyak Gliserol digunakan
secara luas dalam bidang industri meliputi:
1.
Pembuatan lotion tangan dan kosmetik.
2.
Bahan tambahan dalam tinta.
3.
Penganti pencahar gliserol.
4.
Bahan pemanis dan pelarut pada obat-obatan.
5.
Pelumas.
6.
Bahan dasar dalam produksi plasik, pelapis permukaan
dan fiber sintetik
7.
Bahan baku nitrogliserin.
2.
Eter
· Dietil eter
Dietil eter digunakan secara luas sebagai obat bius sejak tahun 1842.
Tetapi sekarang jarang digunakan sebagai obat bius untuk manusia
karenamempunyai efek samping seperti: rasa sakit setelah pembiusan dan
muntahmuntah. Sekarang terdapat banyak obat bius yang digunakan termasuk
golongan eter. Metil propil eter dan metoksi fluorin merupakan obat bius yang
dikenal sebagai neotil dan pentrene.
Dietil eter banyak digunakan sebagai pelarut, karena dapat melarutkan
banyak senyawa organik yang tidak larut dalam air. Titik didih dietil eter 36oC,
ini berarti dietil eter adalah zat yang mudah menguap. Keadaan ini akan
memudahkan memperoleh kembali zat terlarut.
Eter yang diproduksi dalam jumlah besar akhir-akhir ini adalah metal
tetra-butil eter (MTBE) Zat tersebut ditambahkan dalam bensin untuk mengurangi
emisi karbon monoksida dan menggantikan tetra etil lead (TEL) sebagai zat anti
knoking.
Eter yang juga diproduksi dalam jumlah yang besar etilen oksida.
Inimerupakan siklo eter dengan dua atom karbon dan satu atom oksigen yang
membentuk cincin dengan tiga anggota. Etilen oksida merupakan gas beracun,
lebih dari 60 % nya digunakan untuk membuat etilen glikol.
Etilen glikol digunakan untuk mensterilkan alat-ala kesehatan. Sebagian
besar etilen glikol digunakan dalam pembuatan fiber poliester dan zat anti
beku.
3. Aldehid
Penggunaan terbesar formaldehid adalah sebagai pereaksi untuk penyiapan
senyawa organik lain dan untuk pembuatan polimer seperti Bakelit, Formika, dan
Melmac. Formaldehid dapat mengubah sifat protein, sehingga protein tidak dapat
larut dalam air dan tahan terhadap bakteri pembusuk. Alasan inilah yang
menyebabkan formaldehid digunakan pada larutan pembalsem dan pengawet spesimen
biologis. Formalin juga digunakan sebagai antiseptik di rumah sakit untuk
mensterilkan sarung tangan dan peralatan bedah. Akan tetapi penggunaan
formaldehid sebagai antiseptik, pengawet dan cairan pembalsem menurun
akhir-akhir ini karena zat ini dicurigai bersifat karsinogenik.
Formaldehid terdapat pada asap kayu. Karena mampu membunuh bakteri, zat ini
merupakan senyawa yang bertindak sebagai pengawet pada makanan yang diasapkan.
Formalin banyak digunakan sebagai bahan pengawet makanan seperti tahu dan
bakso. Konsumsi formalin yang terus menerus akan merusakjaringan tubuh.
Asetaldehid merupakan cairan tak berwarna yang sangat mudah menguap. Zat
ini dibuat dengan mengoksidasi etil alkohol dengan katalis (Ag) atau oksidasi
etilen dengan katalis (PdCl2). Zat ini merupakan bahan awal untuk penyiapan
berbagai senyawa organik lain, seperti asam asetat, etil asetat, dan kloral.
Asetaldehid dibentuk sebagai metabolit dalam fermentasi gula dan dalam
detoksifikasi alkohol dalam hati.
4. Keton
Aseton
adalah keton yang paling sederhana dan penting. Zat ini dihasilkan dalam jumlah
besar dengan mengoksidasi isopropil alkohol dengan katalis (Ag). Karena larut
sempurna dalam air dan kebanyakan pelarut organik, aseton utamanya digunakan
pelarut industri (misalnya, untuk cat dan pernis). Zat ini merupakan bahan
utama (terkadang bahan satu-satunya) pada beberapa merek penghapus cat kuku.
Aseton juga merupakan bahan yang penting pada pembuatan kloroform, iodoform,
pewarna, methacrylat, dan banyak senyawa organik kompleks yang lain.
Aseton
dibentuk dalam tubuh manusia sebagai hasil samping metabolisme lipid. Secara
normal zat ini tidak sampai tertimbun karena dioksidasi menjadi karbondioksida
dan air. Konsentrasi normal aseton dalam tubuh manusia kurang dari 1 mg/100 mL
darah. Dalam kasus ketidaknormalan seperti diabetes mellitus, konsentrasi
aseton melebihi tingkat tersebut. Kemudian zat ini dikeluarkan dalam air seni,
sehingga mudah untuk dideteksi. Pada kasus yang parah, baunya dapat diketahui
dari nafas penderita.
Banyak zat
yang biasa dilihat mengandung aldehid dan keton sebagaibahan aktif. Bau sayuran
hijau sebagian karena adanya senyawa karbonat: cis-3-hexenal. Senyawa
trans-2-cis-6-nonadienal mempunyai bau mentimun. Senyawa tersebut dan senyawa karbonat
lain memberikan bau tumbuhtumbuhan hijau pada sampo dan kosmetik lain.
5.
Asam Karboksilat
· Asam Asetat
Asam asetat
(Asam etanoat) merupakan asam karboksilat yang paling penting. Zat ini
dihasilkan secara industri dengan mengoksidasi asetaldehid, bahan mentah yang
didapat dari oksidasi etanol atau hidrasi asetilen. Asam asetat juga dibentuk
dalam cuka, ketika bakteri acetobacter mengoksidasi etanol. Cuka pasar yang
mengandung sekitar 5 persen asam asetat dalam air, telah digunakan selama
berabad-abad untuk menyedapkan makanan. Orang pertama yang mensintesa asam
asetat langsung dari unsur kimia adalah Adoph Kolbe (Jerman, 1818-84) pada
tahun 1845. Asam asetat digunakan pada pembuatan selulosa asetat, vinil asetat,
obat-obataan, pewarna, insektisida, bahan kimia fotografi, dan pengawet
makanan.
· Asam Format
Nama asam
format ( asam metanoat) didapat dari Bahasa Latin untuk kata formica yang
berarti semut. Asam ini diisolasikan dari hasil distilasi pemecahan pada semut.
Sengatan pada gigitan semut disebabkan karena adanya asam format. Asam ini
merangsang ujung syaraf perasa sakit pada tubuh kita dengan jalan merendahkan
pH di sekelilingnya. Daerah yang terkena gigitan akan membengkak karena
mengalirnya air untuk melarutkan asam format tersebut sehingga pH bertambah.
Karena sengatan tersebut adalah asam, perawatan yang terbaik adalah menggunakan
basa sedang seperti baking soda/soda kue (NaHCO3). Semut dan serangga lain
sering mengeluarkan bahan kimia lain jika mereka menggigit dan menyebabkan
reaksi alergi yang parah pada beberapa orang.
Botol-botol
asam format diberi peringatan “Hindari kontak dengan kulit” karena asam ini
bersifat korosif pada kulit dan jaringan tubuh. Meskipun demikian asam format
dimanfaatkan pada pembuatan pewarna, insektisida, parfum, obat-obatan dan
plastik.
6. Ester
Beberapa
senyawa ester mempunyai aroma buah-buahan seperti apel (metil butirat), aroma
pisang (amil asetat), aroma nanas (etil butirat) dan masih banyak lagi. Dengan
prinsip reaksi esterifikasi tersebut dapat dibuat aroma buah-buahan tiruan.
Jadi rasa dan aroma buah-buahan yang terdapat pada makanan seperti permen,
sirup dapat digantikan dengan senyawa ester.
Ester tidak
hanya penting untuk kosmetik dan penambah rasa, tapi juga untuk penerapan lain.
Beeswax, campuran ester seperti C25H51COO– C30H61, dan dan Carnauba wax, ester lain,
digunakan pada cat/pelapis mobil dan mebelair. Lemak dan minyak (bukan minyak
tanah) merupakan ester dari gliserol dengan asam-asam lemak; ini penting bagi
makanan kita. Ester-ester aspirin dan metil salisilat digunakan dalam
pengobatan sebagai analgesik dan anti-peradangan. Metil salisilat, juga disebut
minyak wintergreen, merupakan bahan utama rasa/bau wintergreen. Etil
asetat digunakan sebagai penghapus cat kuku/kutek.
Beberapa Ester dan Aromanya :
Ester
|
Aroma
|
Etil
format
|
Rum
|
Propil
asetat
|
Buah pir
|
Isopentil
asetat
|
Pisang
|
n-Oktil
asetat
|
Jeruk
manis
|
Metil
butirat
|
Apel
|
Etil
butirat
|
Nenas
|
Metil
salisilat
|
Sarsaparila
|
7.
Haloalkana
Haloalkana
mempunyai kegunaan praktis dalam berbagai bidang, misalnya sebagai zat
anestesi, pelarut, dan bahan antiseptik.
a. Haloalkana
Sebagai Zat Anestesi
Kloroform
(CH3Cl) pernah digunakan secara luas sebagai zat anestesi (pembius),
tetapi kini sudah ditinggalkan karena menyebabkan kerusakan hati. Sebagai
penggantinya, digunakan senyawa karbon lain yaitu siklopropana (C3H6).
Bahan ini juga sudah ditinggalkan dan diganti dengan halotan, yaitu
2-bromo-2-kloro-1,1,1-trifluoroetana (CF3CHClBr). Halotan bersifat
tidak toksik, tidak mudah terbakar dan lebih nyaman bagi pasien.
Kloroetana
(C2H5Cl) diguanakan sebagai bahan anestesi lokal. Daya
anestesinya terutama karena mudah menguap sehingga menurunkan suhu kulit dan
membuat syaraf kurang sensitif.
b. Haloalkana
Sebagai Antiseptik
Iodoform (CHI3)
adalah suatu zat bewarna kuning, berbau khas, dan digunakan sebagai antiseptik
c. Haloalkana
Sebagai Pelarut
Tetraklorometana (CCl4)
adalah suatu zat cair tak bewarna. Zat ini digunakan sebagai pelarut untuk oli
dan lemak dan dalam pencucian kering (dry cleaning). Akan tetapi, jika terpapar
dalam waktu yang cukup lama, bahan ini dapat menyebabkan kerusakan hati dan
ginjal. Oleh karena itu, penggunaannya sudah sangat dikurangi dan sebagai
penggantinya digunakan haloalkana yang mempunyai massa molekul relatif lebih
besar, misalnya 1,1,1-trikloroetana.
d. Haloalkana
Sebagai Bahan Pemadam Api
Alkana terhalogenasi
sempurna, seperti karbon tetraklorida, CCl4, dan
bromoklorodifluorometana (dikenal dengan nama BCF) dapat memadamkan api. Zat –
zat tersebut dalam bentuk gas mempunyai massa jenis yang cukup besar sehingga
dapat mengusir udara dan dengan demikian mematikan api. Akan tetapi pada suhu
tinggi, CCl4 dapat bereaksi dengan uap air membentuk fosgen (COCl2),
suatu gas yang sangat beracun,
CCl4
+ H2O COCL2 + 2 HCl
BCF juga dapat merusak
ozon dilapisan stratosfir, sehingga penggunaan barang – barang tersebut sudah
dilarang.
e. Senyawa
Klorofluorokarbon (CFC) dan Freon
Senyawa CFC adalah
suatu golongan senyawa sintetis yang mengandung karbon, klorin, dan fluorin.
Senyawa ini bersifat stabil, tidak mudah terbakar, tidak korosif, relatif tidak
beracun, mudah dibuat, dan relatif murah. Freon merupakan nama dagang bagi
suatu golongan senyawa CFC yang digunakan sebagai cairan pendingin
(refrigerant) atau sebagai propelan aerosol. Contohnya, freon-11 (CCl3F)
dan freon-12 (C2Cl2F2). Pada tahun 1970-an,
para ahli menemukan adanya kaitan CFC dengan perusakan lapisan ozon di
stratosfir. Sejak saat itu, penggunaan CFC sudah banyak dikurangi dan bahkan
telah dilarang digunakan di berbagai negara.
f. Berbagai
Jenis Senyawa Haloalkana
Viniklorida dan kloroprena
merupakan bahan dasar pada industri dan karet sintesis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar