INTERAKSI
SOSIAL
A. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai
hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat
berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara
kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan
individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan
sebagai sesuatu yang nilai atau
maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya
maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya
B.
Bentuk-Bentuk
Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi
sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja
sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama
individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana
terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau
kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai
sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai
suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana
pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan
kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok
Bentuk interaksi yang
berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk persaingan,
kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di
mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan
melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi
sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan
pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok
berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang
disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Untuk tahapan proses-proses
asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan tahapan interaksi sosial
untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan untuk mendekatkan meliputi
tahapan memulai (initiating), menjajaki (experimenting), meningkatkan
(intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan (bonding).
Sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan
(differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating),
menghindari (avoiding), dan memutuskan (terminating).
Pendekatan interaksi lainnya
adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving Goffman. Melalui pendekatan ini
Erving Goffman menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk menggambarkan fakta
subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya dalam pendekatan
ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut dengan social
establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back region/backstage,
tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front region,
individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari
pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut dengan team of performers, dan
orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut dengan outsider.
Erving Goffman juga
menyampaikan konsep impression management untuk menunjukkan usaha individu
dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain. Konsep expression untuk
individu yang membuat pernyataan dalam interaksi. Konsep ini terbagi atas
expression given untuk pernyataan yang diberikan dan expression given off untuk
pernyataan yang terlepas. Serta konsep impression untuk individu lain yang
memperoleh kesan dalam interaksi.
Bentuk Bentuk interaksi yang mendorong terjadinya lembaga ,kelompok dan organisasi sosial .
Bentuk Bentuk interaksi yang mendorong terjadinya lembaga ,kelompok dan organisasi sosial .
1. Bentuk Interaksi Sosial Menurut Jumlah Pelakunya .
A. Interaksi
antara individu dan individu
Individu yang satu memberikan pengaruh , rangsangan
\ Stimulus kepada individu lainnya . Wujud interaksi bisa dalam dalam bentuk
berjabat tangan , saling menegur , bercakap cakap \ mungkin bertengkar .
B. Interaksi
antara individu dan kelompok
Bentuk interaksi antara individu dengan kelompok : Misalnya : Seorang ustadz sedang berpidato didepan orang banyak . Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan kelompok .
Bentuk interaksi antara individu dengan kelompok : Misalnya : Seorang ustadz sedang berpidato didepan orang banyak . Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan kelompok .
C. Interaksi
antara Kelompok dan Kelompok
Bentuk
interaksi seperti ini berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok
lain . Contoh : Satu Kesebelasan Sepak Bola bertanding melawan kesebelasan lain
.
2. Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya
.
a. Imitasi
Imitasi adalah
pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain. Contoh : Seorang
anak sering kali meniru kebiasan kebiasan orang tuanya .
b.
Identifikasi
Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya Contoh : Seorang anak laki laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya .
Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya Contoh : Seorang anak laki laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya .
c.
Sugesti
Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada
kelompok . Kelompok kepada kelompok kepada seorang individu . Contoh : Seorang
remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat
Kenalan Remaja . Tanpa memikirkan akibatnya kelak .
d.
Motivasi
Motivasi juga diberikan dari seorang individu kepada
kelompok.Contoh : Pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan
salah satu bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh
rasa tanggung jawab
e.
Simpati
Perasaan
simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau suatu
lembaga formal pada saat saat khusus. Misalnya apabila perasaan simpati itu
timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis / sebaliknya kelak akan
menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih saying.
f.
Empati
Empati itu dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh jika kita melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.
Empati itu dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh jika kita melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.
D.
Hubungan Individu Dengan Lingkungan
Pada teori konvergensi disebutkan bahwa lingkungan
memiliki peranan penting dalam perkembangan jiwa manusia. Lingkungan tersebut
terbagi dalam beberapa kategori yaitu :
a. Lingkungan
fisik ; berupa alam seperti keadaan alam atau keadaan tanah serta musim
b.
Lingkungan sosial ; berupa lingkungan tempat individu berinteraksi. Lingkungan
sosial dibedakan dalam dua bentuk :
1. Lingkungan
sosial primer : yaitu lingkungan yang anggotanya saling kenal
2. Lingkungan
sosial sekunder : lingkungan yang hubungan anatar anggotanya bersifat longgar
Hubungan
individu dengan lingkungannya ternyata memiliki hubungan timbal balik
lingkungan mempengaruhi individu dan individu mempengaruhi lingkungan. Sikap
individu terhadap lingkungan dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu :
a) Individu menolak lingkungan jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu
b) Individu menerima lingkungan jika sesuai dengan dengan yang ada dalam diri individu
c) Individu bersikap netral atau berstatus quo.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Individu
a) Individu menolak lingkungan jika tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu
b) Individu menerima lingkungan jika sesuai dengan dengan yang ada dalam diri individu
c) Individu bersikap netral atau berstatus quo.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Individu
Lingkungan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan
perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar.
Terhadap
faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti
pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap
alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh
lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.
Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut
Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut
1. Lingkungan
Membuat Individu Sebagai Makhluk Social
Yang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini
hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat memberikan
pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu
keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang
lainnya.
Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat
manusia pada tahun-tahun permulaan perkembangannya, akan mengakibatkan
berubahnya tabiat manusia sebagai manusia. Berubahnya tabiat manusia sebagai
manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu bergaul dan bertingkah laku dengan
sesamanya.
Dapat kita bayangkan andaikata seorang anak manusia
yang sejak lahirnya dipisahkan dari pergaulan manusia sampai kira-kira berusia
10 tahun saja, walaupun diberinya cukup makanan dan minuman, akan tetapi
serentak dia dihadapkan kepada pergaulan manusia, maka sudah dapat dipastikan
bahwa dia tidak akan mampu berbicara dengan bahasa yang biasa, canggung pemalu
dan lain-lain. Sehingga kalaupun dia kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya
itu akan berlangsung sangat lambat sekali.
2. Lingkungan
Membuat Wajah Budaya Bagi Individu
Lingkungan dengan aneka ragam kekayaannya merupakan
sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi
dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena manusia hidup
adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap
segala apa yang tersedia di alam sekitarnya.
Lingkungan memiliki peranan bagi individu, sebagai :
Lingkungan memiliki peranan bagi individu, sebagai :
a. Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup
individu dan menjadi alat pergaulan sosial individu. Contoh : air dapat
dipergunakan untuk minum atau menjamu teman ketika berkunjung ke rumah.
b. Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk
dapat menundukkannya. Contoh : air banjir pada musim hujan mendorong manusia
untuk mencari cara-cara untuk mengatasinya.
c. Sesuatu yang diikuti individu. Lingkungan yang
beraneka ragam senantiasa memberikan rangsangan kepada individu untuk
berpartisipasi dan mengikutinya serta berupaya untuk meniru dan
mengidentifikasinya, apabila dianggap sesuai dengan dirinya. Contoh : seorang
anak yang senantiasa bergaul dengan temannya yang rajin belajar, sedikit
banyaknya sifat rajin dari temannya akan diikutinya sehingga lama kelamaan dia
pun berubah menjadi anak yang rajin.
d. Obyek penyesuaian diri bagi individu, baik secara
alloplastis maupun autoplastis. Penyesuaian diri alloplastis artinya individu
itu berusaha untuk merubah lingkungannya. Contoh : dalam keadaan cuaca panas
individu memasang kipas angin sehingga dikamarnya menjadi sejuk. Dalam hal ini,
individu melakukan manipulation yaitu mengadakan usaha untuk memalsukan
lingkungan panas menjadi sejuk sehingga sesuai dengan dirinya. Sedangkan
penyesuaian diri autoplastis, penyesusian diri yang dilakukan individu agar
dirinya sesuai dengan lingkungannya. Contoh : seorang juru rawat di rumah
sakit, pada awalnya dia merasa mual karena bau obat-obatan, namun lama-kelamaan
dia menjadi terbiasa dan tidak menjadi gangguan lagi, karena dirinya telah
sesuai dengan lingkungannya
E. Jenis
Interaksi Sosial
Ada empat jenis interaksi sosial dengan lingkungannya, yaitu :
1. Individu dapat bertentangan dengan lingkungannya.
2. Individu dapat memanfaatkan lingkungannya.
3. Individu dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
4. Individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Ada empat jenis interaksi sosial dengan lingkungannya, yaitu :
1. Individu dapat bertentangan dengan lingkungannya.
2. Individu dapat memanfaatkan lingkungannya.
3. Individu dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
4. Individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Lingkungan
di sini bisa berupa lingkungan fisik (alam benda-benda yang konkrit),
lingkungan psikis (jiwa, badan, orang-orang dalam lingkungan) serta lingkungan
rohaniah (keyakinan-keyakinan, ide-ide, dan filsafat-filsafat yang terdapat di
lingkungan individu).
F. Proses Interaksi Sosial
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer
adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang
dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu
itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir
adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna
dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai
sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua
individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial
merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan
penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap
informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat
menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial.
Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri
Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang
meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya
tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu
dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan
Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial
menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan
jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan
mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu
yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi
situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan
penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh
individu dan masyarakat.
G. Faktor – Faktor Yang Mendorong Terjadinya
Interaksi Sosial
1. Tindakan
Sosial
Tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam diam . Menurut MAX WEBER , tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu- individu lainnya dalam masyarakat . Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
Tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam diam . Menurut MAX WEBER , tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu- individu lainnya dalam masyarakat . Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
a. Tindakan
Rasional Instrumental :
Tindakan
yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan .
Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup .
b. Tindakan
Rasional Berorientasi nilai :
Tindakan Tindakan yang berkaitan
dengan nilai nilai dasar dalam masyarakat . Contoh : Tindakan Tindakan
yang bersifat Religio magis
c. Tindakan Tradisional:
Tindakan yang tidak memperhitungkan
pertimbangan Rasional . Contoh : Berbagai macam upacara \ tradisi yang
dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur .
d. Tindakan
Ofektif :
Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh seorang \ kelompok
orang berdasarkan perasaan \ emosi
2. Kontak Sosial
Dalam kehidupan
sehari-hari kontak sosial dapat dilakukan dengan cara :
a. Kontak Sosial yang
dilakukan menurut cara pihak-pihak yang berkomunikasi . Cara kontak sosial itu
ada 2 macam yaitu :
1.
Kontak Langsung
: Pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak
komunikan .
2. Kontak Tidak Langsung : Pihak komunikator
menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan melalui perantara pihak ketiga .
b. Kontak Sosial yang dilakukan menurut terjadinya
proses komunikasi . Ada 2 macam kontak sosial .
1) Kontak Primer
2) Kontak Sekunder
3. Komunikasi Sosial
1) Kontak Primer
2) Kontak Sekunder
3. Komunikasi Sosial
Komunikasi artinya
berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Orang yang menyampaikan komunikasi
disebut komunikator , orang yang menerima komunikasi disebut komunikan. Tidak
selamanya kontak sosial akan menghasilkan interaksi sosial yang baik apabila
proses komunikasinya tidak berlangsungnya secara komunikatif . Contoh : Pesan
yang disampaikan tidak jelas, berbelit belit , bahkan mungkin sama
sekali tidak dapat dipahami
H.
Faktor Psikologi Pendorong Interaksi Sosial
Terdapat empat faktor yang
mendasari kelangsungan interaksi sosial, yaitu :
1. Faktor imitasi,
masyarakat merupakan pengelompokan manusia di mana tiap individu saling
mengimitasi (meniru) dari orang lain dan sebaliknya. Bahkan masyarakat baru
menjadi masyarakat yang sebenarnya ketika manusia mulai mengimitasi kegiatan
manusia lainnya.2. Faktor sugesti, pengaruh psikis baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari orang lain, umumnya sugesti diterima tanpa adanya kritik dati individu yang bersangkutan. Sugesti adalah suatu proses di mana individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.
3. Faktor identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain.
4. Faktor simpati, orang memiliki kecenderungan tertarik pada orang lain, sedangkan orang yang memiliki kecenderungan menolak orang lain disebut antipati. Simpati akan menjalin hubungan saling pengertian yang saling mendalam dalam inteaksi antarindividu, ingin mengerti dan ingin kerja sama dengan orang lain serta s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar