Welcome to My Blog. Enjoy Here guys.

Senin, 11 Juni 2012

Penyimpangan Seksual



A.      Pengertian Penyimpangan Seksual

Dalam bahasa medis, penyimpangan seksual disebut parafilia. Asalnya dari yunani, para = samping, philia = cinta. Parafilia digunakan untuk menyebut sifat dan perilaku serta ketertarikan seksual yang diluar kebiasaan serta kewajaran.
Jadi Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman sewaktu kecil, dari
lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.
Bentuk penyimpangan seksual terdiri dari berbagai jenis antara lain homoseksualitas, sadomaskisme, fetishisme dan lain sebagainya. Namun disini kami akan membahas salah satu contih kasus penyimpangan seksual yaitu pelacuran yang di lakukan oleh anak ABG.




B.       Fakta
Pelacuran ABG di Kalimantan Timur(Tanjung Selor)
 “DI SEMAK-semak saja,” kata Elin, ketika diajak melanjutkan ‘acara’ ke sebuah hotel di Tanjung Selor, ibu kota Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur. Ia merasa tidak aman masuk ke hotel dengan pakaian sekolah.

Gadis dari pedalaman Kalimantan yang berusia 17 tahun itu bercerita, ia biasa berkencan di balik pohon. “Saya tidak biasa di hotel. Di tempat lain juga boleh, pokoknya jangan di hotel. Di semak-semak juga tidak apa-apa, tidak ada yang lihat. Kan cuma sebentar,” katanya.

Umumnya kencan dilakukan di semak-semak, atau di balik pohon, di tempat kost bila siang hari, atau di atas kapal yang banyak bertambat di daerah ini, atau bahkan di dalam mobil.

Para ABG paling takut bila diajak kencan di hotel maupun penginapan setempat. Kalaupun bersedia, maunya hotel atau penginapan di Kota Madia Tarakan, sekitar satu jam setengah dari Tanjung Selor, bila menggunakan long boat.

ABG yang bisa diajak kencan di Tanjung Selor, banyak berkeliaran menjelang masa ulangan umum. Menurut Elin, banyaknya ABG yang ‘turun ke jalan’ pada saat-saat seperti itu karena mereka membutuhkan uang untuk keperluan sekolah.
Elin mengakui bahwa mereka yang dari pedalaman sangat kekurangan uang. Untuk membiayai kehidupan sehari-hari memang mencukupi, tapi bila kebutuhan uang mulai agak besar seperti menjelang ulangan umum atau ujian, mereka hampir tidak berdaya. Orang tuanya yang berada jauh di pedalaman hanya petani atau peladang berpindah.
Ketika berangkat dari kampung halamannya untuk melanjutkan sekolah ke kota, mereka memang sudah dipersiapkan sedemikian rupa oleh orang tuanya agar terhindar dari ‘malapetaka’ kehamilan. Seperti Elin misalnya, untuk ‘menjaga diri’ agar tidak hamil, oleh ibunya ia diberikan jarum yang sudah dimantera-mantera.

Setiap hari menjelang keluar rumah atau mau berkencan, ia merendam jarum bermantera itu ke dalam segelas air, lalu airnya diminum. Sampai sekarang, Elin aman-aman saja kendati sudah berkali-kali melakukan hubungan seks.

“Berbahaya bila tidak minum air jarum,” katanya. Ia menceritakan pengalaman temannya yang kehilangan jarum bermantera, setelah berkencan temannya itu hamil dan melahirkan anak tanpa ayah. Kemudian menjadi pelajar di Tarakan.

Banyak sudah gadis remaja di kota itu karena terlalu sering melakukan seks bebas, kemudian terjerumus menjadi pelacur. Menurut Elin, selain karena persoalan tersebut, banyaknya ABG menjadi pelacur karena ulah sejumlah oknum aparat.

Para ABG itu, tadinya merasa aman bila berhubungan dengan mereka, yang di sana dikenal dengan istilah kombet. Para kombet, awalnya melindungi mereka dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, tapi ujung-ujungnya para gadis itu dijual.





c.  Identifikasi
1.    Faktor Pendorong
a.    Mencari uang untuk kebutuhan sekolah terutama saat menjelang ulangan
b.    Kehadiran oknum aparat yang dianggap menjanjikan untuk menjaga keberadaan para pelacur ABG tersebut.
c.    Orang tua yang tidak mampu untuk mengirimi biaya lebih buat ananknya
2.    Factor penguat
-       Pengawasan yang kurang terhadap anak.
3.    Tempat kejadian
-      Tanjung selor, Kalimantan timur
4.    Dampak
a.    Merusak masa depan pelajar tersebut, karena yang pada tujuan awal berniat untuk sekolah tetapi karen terdesak oleh suatu kebutuhan akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi pelacur.
b.    Membahayakan diri sendiri karena pada akhirnya mereka akan diperjual belikan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
c.    Membohongi orang tua atau menghilangkan kepercayaan orang tua.
5.    Pemecahan
-      Sebaiknya anak yang masih perlu pengawasan control orang tua, jangan dilepas jauh dari orang tua. Karena pada masa yang masih labil ini mereka rentan mengikuti hal – hal yang ada di sekitar mereka. Sedangkan mereka belum tau dampak baik dan buruknya melakukan perbuatan tersebut. Sehingga lebih baik jika anak tetap berada dibawah control orang tua, karena bimbingan orang tua dapat mencegah anak untuk melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan norma.
-      Pengawasan ketat orang tua terutama anak di bawah usia dini
-      Mencukupi kebutuhan anak baik jasmani maupun rohani sehingga anak tidak tergoda untuk melakukan tindakan diluar batas kewajaran.
-      Pendidikan seks di kalangan remaja agar para remaja tersebut mengetahui kerugian dari melakukan perbuatan tersebut.
-      Peran masyarakat di sekitar tempat tinggal juga penting untuk membantu mencegah perilaku seks menyimpang.
-      Dekatkan anak kepada agama sejak dini agar mereka dapat membentengi diri mereka masing – masing dengan iman.























D. Kesimpulan dan Saran
Penyimpangan seksual merupakan suatu perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan moral. Perilaku ini memiliki dampak besar baik terhadap pelaku maupun orang disekelilingnya. Pelaku akan kehilangan masa depannya serta menanggung dosa dari perbuatannya dan orang – orang terdekatnya akan menjadi bahan gunjingan masyrakat yang selamanya akan di ingat.
Selain itu penyimpangan seksual ini akan merugikan bangsa dan Negara. Karena seharusnya perjuangan bangsa ini di lanjutkan oleh anak bangsa, tetapi anak bangsa malah merusak masa depan mereka, sehingga akan membuat bangsanya semakin terpuruk.
Oleh karena itu, peran serta orang tua yang merupakan media komunikasi terdekat ke anak di butuhkan. Orang tua harus selalu mengontrol apapun yang dilakukan oleh sang anak, tanpa mengurangi hak hak anaknya. Pembimbingan orang tua kearah yang lebih positif seperti mengikuti les music sangat membantu seorang anak untuk terhindar dari hal – hal yang merugikan dirinya. Bimbingan tentang seksualitas dengan dampak baik dan buruknya juga harus diberikan orang tua kepada anaknya agar anaknya lebih mengerti.
Pemberian bekal agama harus lebih di tingkatkan agar seorang anak merasa takut jika melakukan hal – hal yang di larang agama. Dan mereka dapat membentengi diri mereka masing masing dengan pengetahuan agama yang mereka miliki.
Selain itu peran serta masyarakat juga sangat membantu mencegah perilaku menyimpang. Yaitu dengan memperingati jika melihat ada sesuatu yang tidak sesuai dengan norma.
Cara yang dapat di lakukan untuk memberikan kegiatan bermafaat bagi remaja adalah dengan pembukaan perkumpulan – perkumpulan yang menyenangkan bagi remaja agar mereka dapat mengisi waktu kosong mereka dengan beraktifitas yang bermanfaat.

1 komentar:

  1. wah ceritanya menarik mba, karena saya tinggal di tanjung selor sudah setahun belum dengar cerita prostitusi "mungkin krna saya alim"hehehe

    BalasHapus